Meskipun sempat bermasalah karena persoalan izin, Ustadz Yusuf Mansur yakin pembangunan hotel dari hasil pengelolaan dana jemaahnya akan rampung pada tahun depan. Bahkan dai yang rajin mengampanyekan program sedekah ini akan mulai melakukan menawaran mulai sekitar minggu depan.
"Mudah-mudahan Januari hotel selesai, dan bisa mulai dihuni Januari, karena kita juga mau pre-sale dalam minggu-minggu depan," ujarnya di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Minggu (27/10/2013).
Yusuf memperkirakan bisnis properti yang awalnya berasal dari dana masyarakat yang dihimpunnya itu mampu berjalan dengan baik. Bahkan dari taksirannya, hotel yang dibangunnya kemungkinan akan penuh pemesan (full book ) sampai akhir Desember 2013.
"Sekarang ini susah cari hotel dibandara apalagi dalam jumlah banyak, coba dibooking enggak bakal dapat. Soal ini kan soal peluang bisnis. Properti itu memang enggak ada matinya," lanjutnya.
Terkait teguran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait model bisnis yang dibangunnya, Yusuf mengaku saat ini tak lagi mengandalkan dana dari masyarakat untuk untuk melanjutkan bisnisnya ini. Dirinya justru mulai melakukan pinjaman dari lembaga keuangan khususnya bank.
"Kemarin kita dapat pembiayaan dari perbankan untuk melanjutkan, karena saya kan sudah tidak bisa lagi ambil dari masyarakat. Kemarin ada kucuran dana (dari perbankan) Rp 32,5 miliar tetapi langsung ke proyek, ke kontraktor-kontraktor untuk memastikan ini jalannya," tandasnya.(Dny/Shd)
"Mudah-mudahan Januari hotel selesai, dan bisa mulai dihuni Januari, karena kita juga mau pre-sale dalam minggu-minggu depan," ujarnya di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Minggu (27/10/2013).
Yusuf memperkirakan bisnis properti yang awalnya berasal dari dana masyarakat yang dihimpunnya itu mampu berjalan dengan baik. Bahkan dari taksirannya, hotel yang dibangunnya kemungkinan akan penuh pemesan (full book ) sampai akhir Desember 2013.
"Sekarang ini susah cari hotel dibandara apalagi dalam jumlah banyak, coba dibooking enggak bakal dapat. Soal ini kan soal peluang bisnis. Properti itu memang enggak ada matinya," lanjutnya.
Terkait teguran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait model bisnis yang dibangunnya, Yusuf mengaku saat ini tak lagi mengandalkan dana dari masyarakat untuk untuk melanjutkan bisnisnya ini. Dirinya justru mulai melakukan pinjaman dari lembaga keuangan khususnya bank.
"Kemarin kita dapat pembiayaan dari perbankan untuk melanjutkan, karena saya kan sudah tidak bisa lagi ambil dari masyarakat. Kemarin ada kucuran dana (dari perbankan) Rp 32,5 miliar tetapi langsung ke proyek, ke kontraktor-kontraktor untuk memastikan ini jalannya," tandasnya.(Dny/Shd)