Sukses

Peringkat RI Disalip Filipina, Nggak Boleh Sirik Ya!

Peringkat kemudahan bisnis RI berada di posisi 120 sementara Filipina lebih baik di posisi 108 dunia.

Meski peringkat Indonesia sebagai negara paling ramah untuk berinvestasi terkerek naik dari posisi 128 menjadi 120 dunia, Filipina ternyata berhasil menyalip lebih tinggi karena dianggap sukses melakukan sejumlah perbaikan.

Laporan Doing Business 2014 dari Bank Dunia menyebutkan 10 negara urutan teratas dunia yang terkenal menjadi negara paling mudah untuk berbisnis, antara lain, Singapura, Hong Kong, China, Selandia Baru, Amerika Serikat (AS), Denmark, Malaysia, Korea Selatan, Gorgia, Norwegia dan Inggris.

Data lain menunjukkan, 10 negara yang mampu mempertahankan perbaikan iklim investasi di negaranya, yakni, Ukraina, Rwanda, Federasi Rusia, Filipina, Kosova, Djibouti, Cote d'lvoire, Burundi, Yugoslavia, dan Guetamala.

Menanggapi laporan tersebut, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar, mengaku Indonesia masih bisa bersyukur mengalami peningkatan peringkat. Hal ini dianggap sebagai kemajuan bagi Indonesia yang melompat dari urutan 128 menjadi 120 dunia.

"Ya tidak boleh sirik sama sesama ASEAN (Filipina). Karena kita harus lihat perbaikan peringkat dari dua hal utama. Pertama soal akses dan kemudahan memperoleh listrik serta kedua mempermudah akses perkreditan," ungkap dia, Selasa (29/10/2013).

Namun Mahendra memastikan, BKPM akan terus memperbaiki iklim investasi di tanah air agar memberikan kenyamanan bagi pengusaha lokal maupun asing dalam berbisnis di Tanah Air.

"Saya cukup percaya diri bahwa langkah-langkah ke depan, misalnya saja dengan paket kebijakan kemudahan berusaha sebanyak 17 langkah yang diumumkan pekan lalu oleh Wakil Presiden (Boediono). Kita bisa lihat perubahannya sekarang-Februari 2014,jadi mestinya bisa cepat dilakukan perbaikan kemudahan berbisnis," paparnya.

Mahendra mengaku, perbaikan seperti penyederhanaan izin investasi harus betul-betul dirasakan pelaku usaha dan investor. Paling penting, lanjutnya, memanfaatkan komitmen pemerintah demi memperbaiki iklim investasi sampai beberapa bulan ke depan.(Fik/Shd)
Video Terkini