Sukses

Pemasok Mainan Kebingungan Daftar Standar Nasional

Pemerintah mengeluarkan aturan soal SNI mainan pada 12 Oktober ini. Artinya seluruh produk mainan di seluruh Indonesia harus berlabel SNI.

PT Trans Retail Indonesia (Carrefour) mengaku pihaknya sangat siap menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015. Namun ternyata masih banyak suplier produk yang mengeluhkan kurangnya dukungan dari pemerintah untuk mendukung dunia usaha dalam negeri.

"Perdagangan global tidak bisa dihindari, tapi dari pelaku usaha menginginkan pemerintah aktif mempersiapkan infrastruktur," ungkap Head of Public Affairs Trans Retail Indonesia, Satria Hamid kepada Liputan6.com, seperti ditulis Sabtu (2/11/2013).  

Sebagai contoh, sambung dia, saat ini suplier mainan merasa kesulitan mendaftarkan produk-produknya untuk mengantongi label Standar
Nasional Indonesia (SNI) sebagai sebuah syarat bermain dalam perdagangan global.

"Pemerintah sudah mengeluarkan aturan soal SNI mainan pada 12 Oktober ini. Artinya seluruh produk mainan di seluruh Indonesia harus berlabel SNI. Tapi suplier kami kebingungan ke mana harus mendaftarkan SNI," ujarnya.

Satria menyebut, hal ini terjadi lantaran pemerintah belum menunjuk lembaga sertifikasi profesional terkait SNI mainan. Itu artinya, kalau infrastruktur tidak dilaksanakan bakal membuat pelaku usaha panik. "Ujung-ujungnya mereka tidak bisa jualan produknya di sini (Carrefour)," tegas dia.

Padahal retail milik pengusaha Chairul Tanjung ini tengah membuka pintu seluas-luasnya bagi produksi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) baik jenis makanan dan minuman sampai mainan supaya bisa masuk ke Carrefour.

"Produk lokal harus mampu bersaing dengan produk impor. Kalau tidak, gempuran produk asing di tanah air dapat mengancam keberlangsungan usaha dalam negeri, apalagi UKM yang akan sulit menandingi produk bermerek asing," jelasnya.

Pemerintah, diakui Satria, harus menjaga importasi produk-produk luar negeri untuk tidak sembarangan masuk ke pasar Indonesia. "Makanya dorong produk asli dalam negeri dengan menumbuhkan kecintaan terhadap karya anak bangsa meskipun negara ini masih membutuhkan produk bermerek di Carrefour agar konsumen tidak perlu datang jauh-jauh ke negara tetangga," terangnya. (Fik/Ndw)