Sukses

Kisah Detik-detik Mendebarkan Kembalinya Inalum ke Indonesia

Menteri BUMN mengungkapkan bagaimana proses pengambilalihan Inalum telah melalui drama panjang dalam 3 hari terakhir. Bagaimana kisahnya?

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan memastikan pengambilalihan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) telah resmi 100% menjadi milik Indonesia pada hari ini. Di tengah usahanya merebut kembali perusahaan yang 30 tahun lepas dari pangkuan Indonesia ini, Dahlan mengaku sempat mengalami detik-detik paling mendebarkan dalam hidupnya.

Dahlan berkisah, perundingan antara pemerintah Indonesia dan PT Nippon Asahan Alumunium (NAA) yang memakan waktu hingga 1,5 tahun tersebut penuh dengan drama yang senantiasa berubah setiap detiknya.

Drama dimulai ketika NAA pada 29 Oktober 2013 meminta perpanjangan waktu perundingan selama tiga hari terhitung mulai 1 November 2013. Drama berlanjut ketika NAA lagi-lagi mengusulkan skema pengambilalihan inalum melalui proses transfer saham (share transfer) pada 30 Oktober.

Secara mendadak, pihak Jepang justru mengubah usulnya itu tak kurang dari 24 jam sejak keputusan pertama. "Tiba-tiba tanggal 30 Oktober itu mereka memutuskan dan menyampaikan ke kita tidak jadi pakai skema share transfer tapi menggunakan aset trasfer," jelas Dahlan di Gedung Kementerian BUMN, Jumat (1/11/2013).

Dalam kontrak awal yang ditandatangani 30 tahun yang lalu disebutkan, pengambilalihan Inalum pada saat habis masa kontrak dilakukan melalui skema aset trasfer. Skema ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan share transfer.

Kegemparan tak hanya berlangsung pada 2-3 hari terakhir. Proses negosiasi Indonesia dan NAA juga sempat memanas ketika detik-detik terakhir negosiasi mengindikasikan pihak Jepang akan mengajukan penyelesaian lewat Pengadilan Arbitrase. "Dalam bisnis, biasa itu, biasa sebenarnya," tegas mantan Dirut PLN itu.

Meski sampai saat ini belum ada kesepakatan mengenai nilai pengambilalihan, Dahlan memastikan hal itu tak mempengaruhi kepemilikan Inalum per hari ini.

"Tapi itu tidak mengubah pokok persoalan bahwa hari ini Inalum 100% mlik Indonesia, ini hanya menyangkut nilai pembayaran berapa yang akan kita bayarkan kesana," tutupnya. (Yas/Shd)
Video Terkini