Sukses

Mengintip Pekerjaan Pertama 10 Miliarder Dunia (2)

Sebagian miliarder memulai karirnya dengan menjadi penjaga toko, pencuci piring bahkan sebagai tukang parkir.

Dunia telah menjadi saksi lahirnya sejumlah miliarder besar dengan kekayaan mencapai ratusan triliun rupiah. Tetapi jika Anda berpikir para miliarder mengawali karirnya dengan mudah, Anda keliru.

Seperti dikutip dari The Richest, Rabu (6/11/2013), banyak miliarder yang bergerak dari nol atau terkenal dengan ungkapan `from zero to hero`. Sejak kecil, para miliarder ini justru hidup susah, bahkan tak sempat sekolah dan terpaksa harus bekerja. Sebagian miliarder memulai karirnya dengan menjadi penjaga toko, pencuci piring bahkan sebagai tukang parkir.

Kerja keras dan dedikasi menjadi salah satu pendorong orang-orang tersebut untuk tumbuh menggapai mimpinya. Terbukti sebagia miliarder yang bergelut dengan kemiskinan sejak kecil ternyata mampu mencetak uang dalam jumlah besar lewat bisnis yang ditekuninya.

Lalu apa saja pekerjaan pertama para miliarder? Berikut pekerjaan pertama 10 miliarder ternama di dunia:

(Baca Juga: Mengintip Pekerjaan Pertama 10 Miliarder Dunia Bagian 1)

6. Charles Schwab

Profesi awal: Pengupas dan penjual kenari
Profesi sekarang: Pemilik Bethlehem Steels
Jumlah kekayaan: US$ 5,1 miliar atau setara Rp 580,9 triliun

Sebagai pengusaha baja dunia, Charles Schwab mengelola salah satu perusahaan manufaktur baja terbesar di Amerika Serikat (AS) bernama Bethlehem Steels. Sebelum menjadi pengusaha, pekerjaan pertama Schwab adalah mengupas dan menjual kenari ke pasar.

Buah-buah tersebut ditemukan dihutan dekat tempat tinggalnya. Saat itu dia dibayar dengan bayaran sangat rendah. Setelah itu, Schwab menjual telur dengan memelihara ayam sendiri saat berusia 13 tahun. Karirnya berubah lagi setahun sebelumnya dia menjadi caddie di arena golf.


7. Oprah Winfrey

Profesi awal: Penjaga toko
Profesi sekarang: Presenter
Jumlah kekayaan: US$ 2,7 miliar atau setara Rp 30,7 triliun

Salah satu wanita terkaya dunia Oprah Winfrey mengawali karirnya sebagai penjaga toko yang letaknya berdekaten dengan tempat cukur milik sang ayah. Dia bekerja di sana saat mengenyam pendidikan di Tennessee University lewat beasiswa yang berhasil diraihnya.

Saat bekerja, dia bahkan tak diijinkan untuk menyapa para pengunjung toko. Dia lalu pindah ke dunia penyiaran saat berusia 16 tahun, lalu naik menjadi pembacara berita di sebuah stasiun radio lokal.


8. Michael Bloomberg

Profesi awal: Tukang parkir
Profesi sekarang: Walikota New York dan pemilik bisnis media Bloomberg
Jumlah kekayaan: US$ 31 miliar atau setara Rp 353,1 triliun

Walikota New York Michael Bloomberg berasal dari keluarga miskin di mana ayahnya hanya bekerja sebagai penjaga toko buku. Bloomberg pertama kali bekerja sebagai tukang parkir di Harvard.

Dia lalu bekerja dan belajar di Wall Street sebelum akhirnya mendirikan Bloomberg L.P. Dia banyak menciptakan berbagai revolusi terhadap sistem keamanan data di seluruh dunia. Saat ini Bloomberg tercatat sebagai salah satu orang terkaya di dunia.



9. Giorgio Armani

Profesi awal: Asisten fotograger
Jumlah kekayaan: US$ 8,5 miliar atau setara 96,8 triliun

Awalnya, Armani ingin bekerja di dunia farmasi, tapi kemudian karena merasa tak pandai dia pindah ke sekolah kepolisian. Namun berbeda dengan latar belakang pendidikannya, dia justru bekerja di supermarket di Milan sebagai asisten fotograger yang bertugas memotret tampilan makanan.

Tak butuh waktu lama, dia lalu diangkat menjadi desainer tampilan toko. Dari sana dia belajar mengenai fashion dan memulai bisnis besarnya.



10. Kevin Plank

Profesi awal: Pemotong rumput
Profesi sekarang: Pemilik Under Armour
Jumlah kekayaan: US$ 1,7 miliar atau setara Rp 19,3 triliun

Memegang perusahaan aksesoris olahraga under Armour, Plank menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Namun siapa sangka, pekerjaan pertamanya hanyalah sebagai pemotong rumput di Maryland. Saat itu dia dibayar dengan gaji yang sangat rendah.

Dia lalu menabung sekitar US$ 150 per bulan dan mulai menjual bros buatan sendiri di Dead Show. Tak butuh waktu lama, dia lalu mendirikan Under Armour yang berkembang pesat dan mencetak banyak uang dari penjualan aksesoris olahraganya. (Sis/Ndw)

Video Terkini