Sukses

Harga Kedelai Masih Tinggi, Ini Penjelasan Kemendag

Harga kendelai di pasaran hingga kini masih bertengger pada level Rp 11.400 per kilogram (kg).

Harga kendelai di pasaran hingga kini masih bertengger pada level Rp 11.400 per kilogram (kg). Padahal Kementerian Perdagangan (Kemendag) diketahui telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang diharapkan mampu menurunkan harga jual kedelai.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Bachrul Chairi beralasan, masih tingginya harga kedelai karena beberapa faktor yang hingga saat ini belum mendukung terjadinya harga yang lebih kompetitif.

"Seperti diketahui depresiasi rupiah sudah 15%-20%, itu menjadi salah satu pengganjal. Di Amerika Serikat (AS) juga belum panen, jadi stoknya menipis dan harga meningkat," ujarnya di Gedung Kemendag, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2013).

Menurut dia, bila Amerika Serikat yang merupakan eksportir kedelai terbesar ke Indonesia, sudah memasuki masa panen, harga kedelai akan bisa turun signifikan. Panen dipastikan membuat negara ini mampu memasok kedelai lebih besar ke Indonesia.

"Nanti ketika panen rayanya itu harga baru turun kembali. Kalau itu terjadi, itu sudah pasti turun. Jadi memang ini perdagangan terkait dengan eksternal faktor yang seperti itu," jelas dia.

Bachrul mengaku hingga akhir November, stok kedelai nasional diperkirakan mencapai 150 ribu ton dan bila dihitung untuk keperluan konsumsi menjadi 125 ribu ton. Sedangkan sampai Desember nanti stoknya akan bertambah menjadi 260 ribu ton.

"Jadi sudah normal dari segi stok tetapi tidak menimbulkan pengaruh, yang gunjang-ganjing ini eksternal faktor, sekarang sampai Desember," tandas dia.

Seperti diketahui, Kemendag telah mengeluarkan berbagai macam kebijakan untuk dapat menurunkan harga kedelai ini seperti seperti pembebasan bea masuk hingga mencapai 0% terhadap impor kedelai yang masuk ke dalam negeri. Namun tampaknya hal ini belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan harga kedelai ini. (Dny/Nur)