Pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan China memberi celah bagi Indonesia untuk kembali mengangkat perekonomian pada tahun depan.
Selain perbaikan kondisi global, konsumsi dalam negeri dalam masa-masa pemilihan umum (pemilu) akan menyeret pertumbuhan ekonomi nasional di 2014.
"Asumsi pertumbuhan ekonomi dalam APBN diperkirakan di level 5,5%-6% tahun ini. Ada harapan optimistis di 2014 karena konsumsi mulai kencang karena aktivitas kampanye di daerah sudah mulai terlihat," ungkap Menteri Keuangan Chatib Basri di kantornya, Jakarta, Jumat (8/11/2013).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 5,62% pada kuartal III 2013, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga berkontribusi hingga 2,99%.
"Konsumsi saat kampanye pemilu akan terus terjadi sampai pemilihan presiden berakhir. Kalau satu putaran pemilihan, bisa spending sampai tujuh bulan, apalagi dua putaran karena porsi konsumsi selama ini 60% dari PDB," tambah dia.
Di sisi lain, Chatib menilai, bakal ada peningkatan ekspor untuk menambal investasi yang diperkirakan akan cenderung lebih stagnan seperti tahun ini. Kenaikan ekspor tersebut didorong peningkatan pertumbuhan ekonomi China dan AS.
"Ekonomi China bisa tumbuh 7,6% tahun depan dari perkiraan tahun ini terealisasi 7%-75%. Juga AS yang tercatat berada di level Rp 2,8 %," ujar dia.
Pertumbuhan ekonomi di AS, lanjut dia, akan berdampak luas bagi neraca perdagangan Indonesia. Namun Indonesia diminta tetap hati-hati dengan perbaikan tersebut.
"Kalau mereka membaik dalam waktu cepat, kita wajib menjadi pendorong arus modak ke emerging market juga cepat. Jadi ada perbaikan di current account tapi juga capital account," tukas dia. (Fik/Nur)
Selain perbaikan kondisi global, konsumsi dalam negeri dalam masa-masa pemilihan umum (pemilu) akan menyeret pertumbuhan ekonomi nasional di 2014.
"Asumsi pertumbuhan ekonomi dalam APBN diperkirakan di level 5,5%-6% tahun ini. Ada harapan optimistis di 2014 karena konsumsi mulai kencang karena aktivitas kampanye di daerah sudah mulai terlihat," ungkap Menteri Keuangan Chatib Basri di kantornya, Jakarta, Jumat (8/11/2013).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 5,62% pada kuartal III 2013, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga berkontribusi hingga 2,99%.
"Konsumsi saat kampanye pemilu akan terus terjadi sampai pemilihan presiden berakhir. Kalau satu putaran pemilihan, bisa spending sampai tujuh bulan, apalagi dua putaran karena porsi konsumsi selama ini 60% dari PDB," tambah dia.
Di sisi lain, Chatib menilai, bakal ada peningkatan ekspor untuk menambal investasi yang diperkirakan akan cenderung lebih stagnan seperti tahun ini. Kenaikan ekspor tersebut didorong peningkatan pertumbuhan ekonomi China dan AS.
"Ekonomi China bisa tumbuh 7,6% tahun depan dari perkiraan tahun ini terealisasi 7%-75%. Juga AS yang tercatat berada di level Rp 2,8 %," ujar dia.
Pertumbuhan ekonomi di AS, lanjut dia, akan berdampak luas bagi neraca perdagangan Indonesia. Namun Indonesia diminta tetap hati-hati dengan perbaikan tersebut.
"Kalau mereka membaik dalam waktu cepat, kita wajib menjadi pendorong arus modak ke emerging market juga cepat. Jadi ada perbaikan di current account tapi juga capital account," tukas dia. (Fik/Nur)