Sukses

Masalah Pertanian Jadi Prioritas WTO

Indonesia akan menjadi tuan rumah forum organisasi perdagangan (WTO) yang akan dilaksanakan Desember 2013.

Indonesia akan menjadi tuan rumah forum organisasi perdagangan (Word Trade Organization /WTO) yang akan dilaksanakan Desember 2013.  Masalah pertanian akan menjadi prioritas untuk dibahas dalam forum tersebut.

Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo  mengatakan, ada tiga muatan yang akan dibahas dalam forum organisasi perdagangan ini atau disebut 3 Bali Package.

Adapun ketiga muatan utama yang dibahas antara lain masalah pertanian, yang akan membahas kepentingan ketahanan pangan di negara berkembang.

Negara maju dinilai masih enggan mengurangi tingkat subsidinya, namun keberatan mengubah referensi harga subsidi yang akan memberi ruang bagi negara berkembang untuk meningkatkan subsidi.

Muatan kedua yang akan dibahas mengenai fasilitas perdagangan. Dalam muatan ini akan membahas semua negara untuk meningkatkan ekspor impor dan berperan aktif dalam Global Value Chains. Sementara itu, muatan ketiga adalah pembangunan.

"Indonesia mendukung percepatan proses penyelesaian perundingan fasilitasi dagang dan menekankan agar negara anggota dapat bersikap lebih kompromistis," ungkap Iman, dalam diskusi WTO di gedung Kementerian Perdagangan, Selasa (12/11/2013).

Selain itu, Iman menilai, paket Bali ini mencerminkan keseimbangan WTO yang mayoritas negara berkembang maupun kurang berkembang.

Menurut Iman, forum tersebut memiliki arti penting bagi Indonesia guna mendorong perundingan Doha Development Agenda (DAA) khususnya sektor pertanian dan implementasi perlakuan khusus negara berkembang (sepecial and diffrential tratment/S&D) yang menjadi kepentingan Indonesia.

"Terwujudnya Bali Package sangat dipengaruhi oleh dicapainya keseimbangan hasil perundingan Trade Facilitation dan Agriculture," tuturnya.

Sebagai informasi, WTO didirikan berdasarkan perjanjian Marraskesh tahun 1994, merupakan wujud kelembagaan dari General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada 1947. Saat ini WTO beranggotakan 159 negara dan kecil. (Pew/Ahm)