Meski pertumbuhan konsumsi otomotif meningkat setiap tahunnya dengan ditandai pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor baik roda dua dan empat, namun laba industri pembiayaan (multifinance) diperkirakan melambat pada 2013.
"Profit yang ada di sini kalau melihat tahun 2011 ke 2012 terjadi pertumbuhan signifikan sekitar 30%, tapi kalau melihat tahun 2012-2013 sepertinya masih sedikit lebih rendah," ungkap Direktur Utama PT Mega Central Finance, Wiwie Kurnia di acara seminar 'Strategi Pembiayaan Otomotif dan Perumahan Di Era Bunga Tinggi' di Thamrin Nine, Jakarta, Selasa (12/11/2013).
Dari data yang disampaikan dari tahun 2011 ke tahun 2012 laba industri multifinance tumbuh 30% menjadi Rp 12,2 triliun sedangkan per September 2013 laba hanya mencatatkan Rp 10,9 triliun.
Namun Wiwie menyatakan tetap berharap pada tiga bulan di akhir tahun 2013, laba akan terus meningkat sehingga melebihi laba tahun lalu. "Itu kan data September, mudah-mudahan masih bisa naik, masih ada dua bulan lagi," tegas dia.
Wiwie menjelaskan, pelemahan laba itu dipicu oleh beberapa faktor. Pertama kondisi persaingan industri multifinance semakin berat.
"Kami belum melakukan pengkajian mendalam, disini ada fenomena persaingan semakin berat," kata Wiwie.
Kedua, hal lain yang mempengaruhi laba perusahaan adalah mengenai tekanan kondisi ekonomi Indonesia yang menyebabkan suku bunga tinggi. Suku bunga di industri multifinance mengaku sangat sulit mengikuti suku bunga yang ditetapkan Bank Indonesia yang saat ini bertengger di 7,25%.
"Iklan-iklan yang ada di koran-koran itu masih menawarkan bunga 4%an, masih belum naik. Padahal sebelumnya Rupiah menjadi Rp 11.500 per dolar juga segitu, akibatnya tekanan pada peningkatan cost," ujar Wiwie. (Yas/Ahm)
"Profit yang ada di sini kalau melihat tahun 2011 ke 2012 terjadi pertumbuhan signifikan sekitar 30%, tapi kalau melihat tahun 2012-2013 sepertinya masih sedikit lebih rendah," ungkap Direktur Utama PT Mega Central Finance, Wiwie Kurnia di acara seminar 'Strategi Pembiayaan Otomotif dan Perumahan Di Era Bunga Tinggi' di Thamrin Nine, Jakarta, Selasa (12/11/2013).
Dari data yang disampaikan dari tahun 2011 ke tahun 2012 laba industri multifinance tumbuh 30% menjadi Rp 12,2 triliun sedangkan per September 2013 laba hanya mencatatkan Rp 10,9 triliun.
Namun Wiwie menyatakan tetap berharap pada tiga bulan di akhir tahun 2013, laba akan terus meningkat sehingga melebihi laba tahun lalu. "Itu kan data September, mudah-mudahan masih bisa naik, masih ada dua bulan lagi," tegas dia.
Wiwie menjelaskan, pelemahan laba itu dipicu oleh beberapa faktor. Pertama kondisi persaingan industri multifinance semakin berat.
"Kami belum melakukan pengkajian mendalam, disini ada fenomena persaingan semakin berat," kata Wiwie.
Kedua, hal lain yang mempengaruhi laba perusahaan adalah mengenai tekanan kondisi ekonomi Indonesia yang menyebabkan suku bunga tinggi. Suku bunga di industri multifinance mengaku sangat sulit mengikuti suku bunga yang ditetapkan Bank Indonesia yang saat ini bertengger di 7,25%.
"Iklan-iklan yang ada di koran-koran itu masih menawarkan bunga 4%an, masih belum naik. Padahal sebelumnya Rupiah menjadi Rp 11.500 per dolar juga segitu, akibatnya tekanan pada peningkatan cost," ujar Wiwie. (Yas/Ahm)