Sukses

3 Komoditas yang Bikin Gita Wirjawan Pusing saat Jadi Menteri

Mendag Gita Wirjawan mengungkapkan ada 3 komoditas bahan pokok yang dirinya pusing selama menjabat sebagai wakil di pemerintahan.

Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan mengungkapkan ada 3 komoditas bahan pokok yang membuat dirinya pusing selama menjabat sebagai wakil di pemerintahan. Komoditas tersebut, yakni daging sapi, kedelai dan bawang putih.

"Ini terkait dengan kapasitas produksi dalam negeri dan kebutuhan," jelas Gita saat berkunjung ke kantor redaksi Liputan6.com, Selasa (12/11/2013).

Dia mencontohkan pada daging sapi. Kebutuhan komoditas hewan ini mencapai 550 ribu-600 ribu ton per tahun, sementara produksi nasional masih jauh di bawah itu.

Demikian pula pada kedelai. Produksi nasional hanya mampu memenuhi 750 ribu-800 ribu ton per tahun. Sedangkan kebutuhan kedelai di masyarakat mencapai 2,5 juta ton.

Pada komoditas bawang putih, pasokan nasional lebih minim lagi. Dari kebutuhan nasional sebesar 400 ribu ton, pasokan dari dalam negeri hanya 20 ribu ton, atau terjadi kekurangan pasokan hingga 95%.

Sebagai instansi yang diberi emban memenuhi kebutuhan bahan pokok di dalam negeri, Mendag merasa harus mencari cara untuk memenuhi pasokan tersebut.
Sebab jika pasokan tak mencukupi maka yang terjadi adalah gejok harga. Alhasil, masyarakat selaku konsumen yang ikut rugi.

"Jadi yang kosong (pasokan) ini harus diisi, salah satunya dengan keran impor. Kalau daging baru saja kita pada 1 Oktober ada relaksasi melalui peraturan menteri terkait dengan importasi," tutur dia.

Dengan memenuhi kebutuhan secara cepat dan mencukupi, Gita meyakini harga bahan pokok dalam negeri pada 3 komoditas tersebut bisa stabil.

Dicontohkan kembali seperti harga daging, jika saat ini masih bertengger di Rp 90 ribu per kilogram, diyakini akan segera turun ke harga normal. Ini setelah instansinya mengeluarkan izin impor 75 ribu ekor sapi sampai akhir 2013.

Hal serupa akan terjadi pada kedelai dan bawang putih. "Stablitas harga baru bisa terjadi kalau pasokan mencukupi kebutuhan. Kalau tak mencukupi kebutuhan maka stabilitas harga sulit tercapai," tegas Gita.

Lebih lanjut Gita mengingatkan, pemerintah akan berupaya membuat kestabilan pasokan bahan pokok di dalam negeri. Caranya dengan  memperbaiki produksi nasional untuk menjaga ketahanan pangan di Indonesia.

"Kita melakukan impor salah selama tidak lakukan apapaun untuk memperbaiki produksi nasional. Jadi ke depan harus kita perbaiki lagi (produksi)," tandas dia. (Nur/Ndw)