Sukses

Industri Perbankan RI Masih Seperti Salon Neraca

Kalangan pengusaha mengungkapkan kegeramannya dengan pola bisnis yang dikembangkan industri perbankan nasional. Apa keluhannya?

Pelaku usaha semakin geram dengan tingkah perbankan Indonesia yang dinilai lebih mirip `salon neraca` daripada lembaga penyalur kredit sektor rill. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menuding kalangan perbankan hingga saat ini masih belum menunjukan dukungannya pada pembangunan infratruktur.

Memperkuat tudingan tersebut, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah dan Bulog, Natsir Mansyur mengungkapkan bank-bank milik pemerintah masih kurang menyalurkan dana untuk proyek-proyek infrastruktur. Pembiayaan justru lebih banyak berasal dari bank-bank luar negeri.

"Perbankan Indonesia itu mahal,semua mahal, suku bunga, listrik, infrastruktur," ungkap Natsir saat ditemui di acara Konstruksi Indonesia 2013 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Rabu (13/11/2013).

Salon neraca yang dimaksud Kadin adalah pelaku perbankan nasional lebih banyak memoles laporan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Disisi lain, penyaluran pembiayaan justru tak banyak diberikan. "Direksinya yang banyak uang. Untung banyak, pembiayaan nggak ada," keluh Natsir.

Tak hanya itu, Kadin juga geram dengan pola bisnis perbankan di Tanah Air yang masih kurang berkualitas, baik dalam pengembangan kredit hingga ekspansi cabangnya.

"Maunya gampang-gampang saja, tidak berisiko. Itu masalahnya," kata Natsir.

Melihat kondisi tersebut, Kadin mendesak pemerintah untuk lebih konsisten dalam mendorong perbankan dalam penyaluran 15% pendanaan ke sektor infrastruktur.(Yas/Shd)
Video Terkini