Pemerintah selalu saja berkelit mengenai kemajuan rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS). Buktinya, megaproyek senilai ratusan triliun itu masih jalan di tempat dan masih menunggu penyelesaian studi kelayakan (feasibility study/FS) yang diperkirakan bakal selesai tahun depan.
"Saya berkoordinasi setiap hari dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, jadi kami menunggu diundang (melakukan pembahasan JSS). Intinya kami tetap ingin proyek ini dibangun," ujar Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto di Jakarta, Rabu (13/11/2013).
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, mengungkapkan sampai dengan saat ini, pemerintah masih mendiskusikan rencana pembangunan jembatan tersebut dengan kementerian terkait.
Namun dia memastikan pemasangan tiang pancang atau ground breaking JSS bisa terwujud pada tahun depan sesuai target sebelumnya. "Target ground breaking di 2014 sudah meleset, tapi kami akan berusaha menyelesaikan studi kelayakan pada tahun depan," pungkas Hatta.
Sebelumnya, Hatta menyatakan, lambatnya proses pembangunan JSS karena pemerintah antusias menyambut minat Korea Selatan (Korsel) untuk menjadi investor pembangunan proyek JSS.
"Kalau mau ground breaking (JSS) tahun 2014 sudah lewat. Kita itu terlalu banyak habis waktu yang tidak perlu," kata dia.
Hatta menyatakan, pemerintah akan fokus merampungkan studi kelayakan proyek JSS melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Targetnya, proses uji kelayakan ini dapat selesai pada tahun depan. "Sekarang kita selesaikan FS-nya terlebih dahulu, biar PU yang menyelesaikannya," ujar Hatta.
Sementara itu, Hatta mengungkapkan, Korsel telah menyatakan ketertarikannya untuk menjadi salah satu investor dalam pembangunan fisik JSS. Hal ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan Jeju Initiative antara Indonesia dan Korea.
"Saya sudah tanda tangan Jeju Initiative tahun lalu ada 5 ikon proyek besar, termasuk JSS dan pembangunan kereta api serta pelabuhan Bengkulu," kata Hatta. (Fik/Ahm)
"Saya berkoordinasi setiap hari dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, jadi kami menunggu diundang (melakukan pembahasan JSS). Intinya kami tetap ingin proyek ini dibangun," ujar Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto di Jakarta, Rabu (13/11/2013).
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, mengungkapkan sampai dengan saat ini, pemerintah masih mendiskusikan rencana pembangunan jembatan tersebut dengan kementerian terkait.
Namun dia memastikan pemasangan tiang pancang atau ground breaking JSS bisa terwujud pada tahun depan sesuai target sebelumnya. "Target ground breaking di 2014 sudah meleset, tapi kami akan berusaha menyelesaikan studi kelayakan pada tahun depan," pungkas Hatta.
Sebelumnya, Hatta menyatakan, lambatnya proses pembangunan JSS karena pemerintah antusias menyambut minat Korea Selatan (Korsel) untuk menjadi investor pembangunan proyek JSS.
"Kalau mau ground breaking (JSS) tahun 2014 sudah lewat. Kita itu terlalu banyak habis waktu yang tidak perlu," kata dia.
Hatta menyatakan, pemerintah akan fokus merampungkan studi kelayakan proyek JSS melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Targetnya, proses uji kelayakan ini dapat selesai pada tahun depan. "Sekarang kita selesaikan FS-nya terlebih dahulu, biar PU yang menyelesaikannya," ujar Hatta.
Sementara itu, Hatta mengungkapkan, Korsel telah menyatakan ketertarikannya untuk menjadi salah satu investor dalam pembangunan fisik JSS. Hal ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan Jeju Initiative antara Indonesia dan Korea.
"Saya sudah tanda tangan Jeju Initiative tahun lalu ada 5 ikon proyek besar, termasuk JSS dan pembangunan kereta api serta pelabuhan Bengkulu," kata Hatta. (Fik/Ahm)