Kebijakan pemerintah membuka keran impor daging sapi ataupun produk pangan lain belum membuahkan hasil signifikan. Padahal pemerintah sejak jauh hari berjanji dapat menurunkan harga tersebut.
Menteri Pertanian Suswono menilai, masih tingginya harga jual daging sapi di pasar tradisional tak terlepas dari upaya pengusaha yang menarik keuntungan secara tidak wajar dari produk-produk impor.
"Kalau membeli daging dari Australia dan Selandia Baru pasti harganya di bawah Rp 60 ribu per kilogram (kg). Pedagang ini pasti ingin mengambil keuntungan tidak wajar," keluhnya di Jakarta, Senin (18/11/2013).
Suswono menegaskan pemerintah selama ini telah membuka lebar pintu impor untuk memasok daging dari luar negeri dengan kuota yang cukup besar. Upaya tersebut ditempuh dengan harapan pasokan daging sapi akan bertambah sehingga bakal menekan harga jual.
"Kenapa masih seret? Anda bisa menilai sendiri bahwa ada upaya menarik keuntungan yang tinggi," tambahnya.
Kementan menilai Indonesia membutuhkan payung hukum untuk mengontrol harga bahan pangan di pasaran. Tujuannya, supaya pelaku usaha dapat memperoleh marjin atau keuntungan yang dianggap layak.
"Kita tidak punya Undang-undang yang mengontrol harga seperti di Malaysia. Jadi supaya ada etika berbisnis, marjin yang layak berapa," ujarnya. Â
Untuk membuktikan dugaan keuntungan yang tak wajar, Suswono mengungkapkan harga bawang putih impor asal China saat ini dihargai Rp 5 ribu per Kg. Namun, para pedagang di pasar justru menjualnya hingga Rp 90 ribu per kg.
"Dalam posisi ini, kami hanya mengimbau pelaku usaha bisa mengambil keuntungan wajar karena kami perlu melindungi petani supaya tidak dirugikan dengan pola-pola perdagangan seperti itu," ujar Suswono.(Fik/Shd)
Menteri Pertanian Suswono menilai, masih tingginya harga jual daging sapi di pasar tradisional tak terlepas dari upaya pengusaha yang menarik keuntungan secara tidak wajar dari produk-produk impor.
"Kalau membeli daging dari Australia dan Selandia Baru pasti harganya di bawah Rp 60 ribu per kilogram (kg). Pedagang ini pasti ingin mengambil keuntungan tidak wajar," keluhnya di Jakarta, Senin (18/11/2013).
Suswono menegaskan pemerintah selama ini telah membuka lebar pintu impor untuk memasok daging dari luar negeri dengan kuota yang cukup besar. Upaya tersebut ditempuh dengan harapan pasokan daging sapi akan bertambah sehingga bakal menekan harga jual.
"Kenapa masih seret? Anda bisa menilai sendiri bahwa ada upaya menarik keuntungan yang tinggi," tambahnya.
Kementan menilai Indonesia membutuhkan payung hukum untuk mengontrol harga bahan pangan di pasaran. Tujuannya, supaya pelaku usaha dapat memperoleh marjin atau keuntungan yang dianggap layak.
"Kita tidak punya Undang-undang yang mengontrol harga seperti di Malaysia. Jadi supaya ada etika berbisnis, marjin yang layak berapa," ujarnya. Â
Untuk membuktikan dugaan keuntungan yang tak wajar, Suswono mengungkapkan harga bawang putih impor asal China saat ini dihargai Rp 5 ribu per Kg. Namun, para pedagang di pasar justru menjualnya hingga Rp 90 ribu per kg.
"Dalam posisi ini, kami hanya mengimbau pelaku usaha bisa mengambil keuntungan wajar karena kami perlu melindungi petani supaya tidak dirugikan dengan pola-pola perdagangan seperti itu," ujar Suswono.(Fik/Shd)