Meningkatnya kondisi perekonomian nasional ikut mendorong tumbuhnya industri bahan bangunan di Tanah Air. Indonesia saat ini bahkan tercatat sebagai salah satu produsen keramik terbesar dunia setelah China, Italia, Spanyol, Turki, dan Brasil.
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto mengatakan, indikator pertumbuhan industri bahan bangunan Indonesia dapat terlihat dari bermunculannya toko bahan modern dengan konsep swalayan.
"Tingginya permintaan bahan bangunan di dalam negeri dapat menjadi peluang untuk mengembangkan industri bahan bangunan nasional," ujar Panggah dalam pembukaan Pameran Industri Keramik dan Bahan Bangunan di Plasa Pameran Industri, Gedung Kemenperin, Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Panggah mengungkapkan, perkembangan pesat industru bahan bangunan nasional tak terlepas dari meningkatnya kebutuhan pembangunan perumahan dan program pemerintah seperti Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) serta Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (P4B).
Di bidang keramik, Indonesia yang menampati posisi keenam dunia mampu mengekspor produknya dengan nilai rata-rata per tahun mencapai US$ 200 juta. Kapasitas produksi industri keramik nasional pada tahun ini mencapai 420 juta meter persegi.
Tak hanya keramik, industri semen nasional juga semakin tumbuh ditandai dengan peningkatan kapasitas produksi menjadi 59,7 juta ton pada 2012. Produksi itu berasal dari 11 produsen yang tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara.
Untuk industri kaca, sebagai industri padat modal dan pada energi, Indonesia telah mencapai volume penjualan sebesar 1,15 juta ton pada 2013 atau meningkat 6,5% dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan industri cat nasional pada tahun yang sama mampu memproduksi sebanyak 820 ribu ton atau meningkat 9% dibanding tahun 2011.
Sebagai informasi, pameran industri bahan bangunan kal iini berlangsung mulai 19-22 November 2013 dan diikuti oleh 33 peserta yang terdiri dari 10 perusahaan keramik, 4 perusahaan kaca, 5 perusahaan semen, 2 perusahaan cat, dan 10 industri kecil keramik hias.
Dengan mengangkat tema "Dari Sumber Daya Alam Indonesia untuk Produk Berkualitas dan Ramah Lingkungan" ditujukan untuk menggenjot penggunaan bahan baku yang berasal dari sumber daya alam (SDA) Indonesia untuk pemenuhan kualitas produk yang dihasilkan, serta mendorong pelaku usaha serta konsumen untuk menghasilkan dan menggunakan produk-produk lokal yang ramah lingkungan. (Dny/Shd)
Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto mengatakan, indikator pertumbuhan industri bahan bangunan Indonesia dapat terlihat dari bermunculannya toko bahan modern dengan konsep swalayan.
"Tingginya permintaan bahan bangunan di dalam negeri dapat menjadi peluang untuk mengembangkan industri bahan bangunan nasional," ujar Panggah dalam pembukaan Pameran Industri Keramik dan Bahan Bangunan di Plasa Pameran Industri, Gedung Kemenperin, Jakarta, Selasa (19/11/2013).
Panggah mengungkapkan, perkembangan pesat industru bahan bangunan nasional tak terlepas dari meningkatnya kebutuhan pembangunan perumahan dan program pemerintah seperti Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) serta Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (P4B).
Di bidang keramik, Indonesia yang menampati posisi keenam dunia mampu mengekspor produknya dengan nilai rata-rata per tahun mencapai US$ 200 juta. Kapasitas produksi industri keramik nasional pada tahun ini mencapai 420 juta meter persegi.
Tak hanya keramik, industri semen nasional juga semakin tumbuh ditandai dengan peningkatan kapasitas produksi menjadi 59,7 juta ton pada 2012. Produksi itu berasal dari 11 produsen yang tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara.
Untuk industri kaca, sebagai industri padat modal dan pada energi, Indonesia telah mencapai volume penjualan sebesar 1,15 juta ton pada 2013 atau meningkat 6,5% dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan industri cat nasional pada tahun yang sama mampu memproduksi sebanyak 820 ribu ton atau meningkat 9% dibanding tahun 2011.
Sebagai informasi, pameran industri bahan bangunan kal iini berlangsung mulai 19-22 November 2013 dan diikuti oleh 33 peserta yang terdiri dari 10 perusahaan keramik, 4 perusahaan kaca, 5 perusahaan semen, 2 perusahaan cat, dan 10 industri kecil keramik hias.
Dengan mengangkat tema "Dari Sumber Daya Alam Indonesia untuk Produk Berkualitas dan Ramah Lingkungan" ditujukan untuk menggenjot penggunaan bahan baku yang berasal dari sumber daya alam (SDA) Indonesia untuk pemenuhan kualitas produk yang dihasilkan, serta mendorong pelaku usaha serta konsumen untuk menghasilkan dan menggunakan produk-produk lokal yang ramah lingkungan. (Dny/Shd)