Wilayah geografis Indonesia yang terdiri dari belasan ribu pulau menjadi kerumitan tersendiri dalam pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) subsidi di Tanah Air, terutama di kawasan Indonesia Timur.
Jauhnya jarak dan kondisi infrastruktur darat yang belum memadai, membuat biaya distribusi BBM subsidi ke wilayah itu menjadi sangat mahal.
Sebutlah, ongkos kirim satu liter ke Wamena, biayanya bisa menembus Rp 7.000 per liter. Lebih dahsyat lagi di Puncak Jaya, biaya distribusi BBM bisa menembus Rp 22 ribu per liter.
Padahal harga jual premium di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sama dengan di Jakarta sekitar Rp 6.500 per liter. Angka itu belum termasuk biaya produksi BBM-nya.
"Pendistribusian BBM tak hanya lewat darat, tapi laut dan udara sehingga ongkosnya mahal," terang General Manager Marketing Operation Region VIII Muhammad Irfan saat ditemui di Terminal BBM Manokwari, Papua Barat, Rabu (20/11/2013).
Namun tingginya biaya distribusi BBM subsidi tersebut tak membuat Pertamina khawatir. Pasalnya seluruh biaya penyaluran ditutupi dari alpha BBM yang ditetapkan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). "Kami sebagai BUMN berkomitmen mendistribusikan BBM ke seluruh penjuru tanah air," terang dia.
Sekadar informasi, saat ini penyaluran BBM subsidi ke papua barat mencapai 18% dari seluruh penyaluran BBM di wilayah Maluku Papua.
Rata-rata penyaluran BBM subsidi di Papua Barat meliputi premium 8.700 kl per bulan, solar 3.120 kl per bulan dan minyak tanah 3.280 kl per bulan. (Ndw)
Jauhnya jarak dan kondisi infrastruktur darat yang belum memadai, membuat biaya distribusi BBM subsidi ke wilayah itu menjadi sangat mahal.
Sebutlah, ongkos kirim satu liter ke Wamena, biayanya bisa menembus Rp 7.000 per liter. Lebih dahsyat lagi di Puncak Jaya, biaya distribusi BBM bisa menembus Rp 22 ribu per liter.
Padahal harga jual premium di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sama dengan di Jakarta sekitar Rp 6.500 per liter. Angka itu belum termasuk biaya produksi BBM-nya.
"Pendistribusian BBM tak hanya lewat darat, tapi laut dan udara sehingga ongkosnya mahal," terang General Manager Marketing Operation Region VIII Muhammad Irfan saat ditemui di Terminal BBM Manokwari, Papua Barat, Rabu (20/11/2013).
Namun tingginya biaya distribusi BBM subsidi tersebut tak membuat Pertamina khawatir. Pasalnya seluruh biaya penyaluran ditutupi dari alpha BBM yang ditetapkan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). "Kami sebagai BUMN berkomitmen mendistribusikan BBM ke seluruh penjuru tanah air," terang dia.
Sekadar informasi, saat ini penyaluran BBM subsidi ke papua barat mencapai 18% dari seluruh penyaluran BBM di wilayah Maluku Papua.
Rata-rata penyaluran BBM subsidi di Papua Barat meliputi premium 8.700 kl per bulan, solar 3.120 kl per bulan dan minyak tanah 3.280 kl per bulan. (Ndw)