Sukses

Skenario Paling Seram pun Dirancang RI Hadapi Krisis Dunia

Rapat FKSSK kembali menggelar pertemuan untuk membahas antisipasi tekanan di pasar keuangan.

Forum Koordinasi Stabilisasi Sistem Keuangan (FKSSK) yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menggelar pertemuan. Kali ini, tim FKSSK bukan hanya mempersiapkan paket kebijakan ekonomi, melainkan simulasi mengantisipasi tekanan di pasar keuangan.

Berlangsung sejak pukul 14.00 WIB hingga 18.30 WIB, rapat FKSSK penuh dengan "permainan yang menguji adrenalin" para petinggi institusi tersebut. Permainan tersebut bukan guyonan, namun didesain serius penuh dengan tekanan untuk menghadapi gejolak pasar keuangan yang tiba-tiba datang akibat faktor eksternal maupun internal.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, anggota FKSSK mempersiapkan bermacam-macam skenario besar untuk merespon tekanan di pasar keuangan. Mulai dari pembahasan, langkah-langkah yang harus dilakukan, hingga keputusan yang akan diambil dikaji dalam pertemuan tersebut. Pemerintah bahkan mempersiapkan skenario dari yang paling ringan hingga skenario paling berat.

"Ini (simulasi) mainan kami yang rutin setiap tahun dan memang hari ini lebih terstruktur karena dibantu oleh Toronto Centre yang berpengalaman menangani krisis. Misalnya saja, jika LPS mendapatkan bantuan dari office treasury Amerika Serikat (AS) lalu dari FDIC atau LPS-nya AS untuk membangun proses bagaimana kalau skenario A atau B terjadi," jelas dia saat ditemui usai Rapat FKSSK di Jakarta, Rabu (20/11/2013).

Anggota FKSSK, lanjut dia, secara keseluruhan akan melihat dampak faktor eksternal dan internal ke pasar keuangan, sektor riil dan sebagainya. Dengan begitu, hal ini menjadi bukti kesiapan pemerintah untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang datang dari pengetatan stimulus (tapering off) AS.

"Skenarionya memang agak serem karena kami mesti duduk bersama dan membuat kebijakan mengenai koordinasi mengatasi tekanan pasar keuangan. Jadi simulasinya dibuat seriil mungkin, ada kasusnya. Contohnya tadi siang saya dipanggil rapat, karena ada laporan indeks saham sudah jatuh, yield SUN sekian, lalu kami buat keputusan," terang Chatib.

Menurut Chatib, simulasi semakin terlihat nyata karena ikut memasukkan unsur tekanan (stress full) dengan membuat batas waktu penyelesaian keputusan. Caranya, anggota FKSSK menrancang sekian jam supaya keputusan bisa segera berpengaruh terhadap pasar.

"Jadi dalam sekian jam kami harus membuat keputusan. Tapi ini adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan bila terjadi tekanan pasar keuangan. Jadi kalau ada pertanyaan apakah pemerintah, BI, OJK, LPS siap, maka kami siapkan ini sebagai langkah reguler," paparnya.

Sementara itu, Gubernur BI Agus Martowardojo menambahkan, anggota FKSSK juga memasukkan seluruh elemen dalam simulasi termasuk me-review kelengkapan peraturan, Undang-undang (UU) dan kewenangan.

"Skenario besarnya bukan cuma satu kali, tapi ada yang lain. Apakah skenario malah tambah buruk, lalu bagaimana meresponnya dan sampai ke level teknis, sekretariat, deputi, sampai memanggil pimpinan," pungkas dia.(Fik/Shd)
Video Terkini