Sukses

Pertamina Ingin Rebut Blok Siak dari Chevron

PT Pertamina (Persero) menyatakan minatnya untuk mengambilalih pengelolaan Blok Siak, Riau.

PT Pertamina (Persero) menyatakan minatnya untuk mengambilalih pengelolaan Blok Siak, Riau, yang kontraknya bakal berakhir pada 27 November 2013. Saat ini Blok Siak masih dikelola perusahaan minyak asal Amerika Serikat (AS).

"Kami sudah mengajukan diri ke pemerintah. Kami tertarik untuk ambil alih Siak," kata Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina, M Afdhal Bahaudin, saat berbincang dengan Liputan6.com di Manokwari, Papua Barat, Kamis (21/11/2013).

Afdhal mengaku hingga kini perseroan masih menunggu keputusan pemerintah soal perpanjangan lapangan minyak yang sudah dikeruk Chevron selama 50 tahun itu.   "Posisinya masih menunggu. Semua tergantung pemerintah," jelas Afdal.

Dia menjelaskan, pihaknya bakal terus mencari peluang pengelolaan blok minyak baik di dalam dan luar negeri, untuk meningkatkan produksi perseroan.

Tak hanya Blok Siak, Pertamina juga telah menyatakan minatnya untuk mengambilalih Blok Mahakam, Kalimantan Timur, yang kontraknya akan berakhir pada 2017. Saat ini lapangan gas terbesar di Indonesia itu dikelola perusahaan migas Prancis PT Total E&P Indonesie.

Kepala Humas Satuan Kerja Khusus Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (Migas), Elan Biantoro sebelumnya menyarankan kepada pemerintah untuk memberikan kontrak kerja Blok Siak ke perusahaan nasional.

"Mengenai performance mengenai wilayah kerja itu kemudian potensi ke depannya seperti apa, itu sudah kita masukkan kepada pemerintah. Memang akan sangat lebih bagus jika dilanjutkan oleh perusahaan-perusahaan nasional," ungkap Elan beberapa waktu lalu.

Sebagai informasi , pengelolaan Blok Siak oleh Chevron sudah dimulai sejak ditandatanganinya kontrak karya pada September 1963. Saat itu Chevron masih bernama PT California Texas Indonesia.

Kontrak di blok ini pun berlanjut pada tahun 1991 sampai tahun 2013. Chevron sendiri telah mengajukan permohonan perpanjangan kontrak di blok siak sejak 2010 lalu. Produksi di Blok Siak pada akhir 2012 mencapai 1.600 hinga 2.000 barel per hari.

Meski produksi blok Siak tidak sebesar blok lain yang dikelola namun pengoperasian Blok Siak sangat mendukung Blok Rokan. Sehingga integrasi pengelolaan kedua blok tersebut sangat diperlukan guna tetap mengoptimalkan kontribusi perusahaan minyak asal Amerika Serikat itu terhadap produksi migas Indonesia.

Selain Pertamina, perusahaan daerah Riau PT Bumi Siak Pusako juga telah menyatakan minatnya untuk mengambilalih Blok Siak. (Ndw/Ahm)