Walikota London, Boris Johnson meminta, masyarakat Inggris dengan tegas untuk berhenti menyalahkan orang kaya karena hartanya. Johnson justru meminta masyarakat luas termasuk mereka yang kurang mampu untuk berterima kasih pada orang kaya di negaranya.
"Kita harus berhenti menghina, mengolok-olok, atau menyindir orang kaya. Berterimakasihlah atas sejumlah uang yang mereka kontribusikan pada negara dalam bentuk pajak pendapatan. Dana tersebut yang digunakan untuk merawat salah satu yang sakit di antara kita, saudara kita dan uang itu juga yang dipakai untuk membangun jalan, rel kereta dan sekolah," papar Johnson dalam tulisannya seperti dikutip dari CNBC, Kamis (21/11/2013).
Meskipun analisa Johnson itu ditujukan untuk penduduk Inggris tapi dampaknya terasa hingga ke beberapa negara lain termasuk Amerika Serikat (AS).
Johnson mengatakan, negara seharusnya fokus pada orang-orang yang kurang mampu lewat penyediaan peluang kerja dan pendidikan yang lebih baik.
"Jawabannya bukan dengan mencoba menghentikan langkah si kaya atau menghinanya, tapi dengan memperluas siklus penduduk kaya," tulisnya.
Menurut Johnson, banyak anak-anak yang lahir berbakat dalam matematika atau memiliki kemampuan mental yang dibutuhkan untuk berbisnis. Sayangnya, tak ada penyediaan pendidikan yang cukup untuk mengembangkan karirnya.
Dibandingkan terus menerus merilis daftar peringkat miliarder, pemerintah seharusnya membuat rilis pahlawan pajak. Daftar tersebut nantinya akan berisi nama-nama pembayar pajak terbesar yang dananya kemudian bergulir untuk membantu masyarakat lain.
Tentu saja ungkapan Johnson yang terdengar membela orang kaya daripada si miskin itu berhasil menarik banyak perhatian dan menuai berbagai kritik. Terlebih lagi, saat ini Walikota New York Bill DeBlasio tengah menekan para orang kaya lewat isu peningkatan pajaknya.
Meski begitu, Johnson memperlihatkan cara yang berbeda untuk mendukung masyarakat kurang mampu.
"Menyenangkan memang mengolok-olok orang kaya dan menyalahkannya. Tapi yang lebih penting adalah memperluas peluang untuk masyarakat kurang mampu (lewat penduduk kaya)," tandasnya. (Sis/Ahm)
"Kita harus berhenti menghina, mengolok-olok, atau menyindir orang kaya. Berterimakasihlah atas sejumlah uang yang mereka kontribusikan pada negara dalam bentuk pajak pendapatan. Dana tersebut yang digunakan untuk merawat salah satu yang sakit di antara kita, saudara kita dan uang itu juga yang dipakai untuk membangun jalan, rel kereta dan sekolah," papar Johnson dalam tulisannya seperti dikutip dari CNBC, Kamis (21/11/2013).
Meskipun analisa Johnson itu ditujukan untuk penduduk Inggris tapi dampaknya terasa hingga ke beberapa negara lain termasuk Amerika Serikat (AS).
Johnson mengatakan, negara seharusnya fokus pada orang-orang yang kurang mampu lewat penyediaan peluang kerja dan pendidikan yang lebih baik.
"Jawabannya bukan dengan mencoba menghentikan langkah si kaya atau menghinanya, tapi dengan memperluas siklus penduduk kaya," tulisnya.
Menurut Johnson, banyak anak-anak yang lahir berbakat dalam matematika atau memiliki kemampuan mental yang dibutuhkan untuk berbisnis. Sayangnya, tak ada penyediaan pendidikan yang cukup untuk mengembangkan karirnya.
Dibandingkan terus menerus merilis daftar peringkat miliarder, pemerintah seharusnya membuat rilis pahlawan pajak. Daftar tersebut nantinya akan berisi nama-nama pembayar pajak terbesar yang dananya kemudian bergulir untuk membantu masyarakat lain.
Tentu saja ungkapan Johnson yang terdengar membela orang kaya daripada si miskin itu berhasil menarik banyak perhatian dan menuai berbagai kritik. Terlebih lagi, saat ini Walikota New York Bill DeBlasio tengah menekan para orang kaya lewat isu peningkatan pajaknya.
Meski begitu, Johnson memperlihatkan cara yang berbeda untuk mendukung masyarakat kurang mampu.
"Menyenangkan memang mengolok-olok orang kaya dan menyalahkannya. Tapi yang lebih penting adalah memperluas peluang untuk masyarakat kurang mampu (lewat penduduk kaya)," tandasnya. (Sis/Ahm)