Sukses

Rupiah Ambruk ke Level Terendah Sejak 2009

Kurs rupiah di pasar bank domestik merosot 0,6% ke level 11.724 per dolar AS.

Rupiah anjlok ke level terendah sejak Maret 2009 usai mencuatnya berbagai spekulasi penarikan dana stimulus Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang lebih cepat dari prediksi sebelumnya. Spekulasi itu muncul usai The Fed mengumumkan hasil rapat kebijakan yang berlangsung pada Oktober lalu.

Seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (21/11/2013), di pasar bank domestik, rupiah merosot 0,6% ke level 11.724 per dolar AS pada perdagangan pukul 9:09 waktu Jakarta. Sebelumnya, rupiah sempat melemah parah hingga menyentuh level 11.733 dan merupakan angka terendah sejak 31 Maret 2009.

Kurs rupiah di pasar non delivered forward (NDF) untuk satu bulan ke depan juga mencatat pelemahan 0,6% menjadi 11.622 per dolar AS. Nilai tukar di pasar asing itu menguat 1% lebih tinggi dibandingkan pasar spot.

The Fed mengungkapkan, peningkatan data pasar tenaga kerja AS secara berkelanjutan akan menjadi jaminan bagi pihaknya untuk mengurangi dana stimulusnya dalam beberapa bulan ke depan. Sejak Agustus, data valuta asing mencatat investor asing telah memborong surat utang berdenominasi lokal sebesar US$ 322 juta hingga 24 November.

"Penurunan tersebut merupakan reaksi dari hasil pertemuan The Fed. Beberapa bulan ke depan bisa berarti kapanpun, tapi rupiah berada di bawah tekanan karena para investor masih khawatir The Fed akan segera menarik dana stimulusnya," ujar Head of Treasury PT Bank QNB Kesawan Suriyanto Chang.

Association of Bank in Singapore mencatat kurs rupiah di pasar NDF kemarin berada di level 11.407. Sementara itu, volatilitas rupiah satu bulan ke depan, tercatat naik 25 basis point atau 0,25% ke level 14,49%.

Kementerian Keuangan berncana meningkatkan jumlah obligasi berdenominasi dolarnya sebesar US$ 450 juta pada 25 November. Pemerintah akan menawarkan penjualan surat utang yang jatuh tempo pada 2017.(Sis/Shd)