Sukses

Pemda Sibuk Ubah Rencana Bisnis Kepemilikan Inalum

Pemerintah daerah Sumatera Utara (Sumut) sudah sibuk ancang-ancang meminta jatah 30% saham produsen aluminium terbesar di tanah air itu.

Belum juga tuntas proses perundingan harga akuisisi PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dari Nippon Asahan Aluminium (NAA), pemerintah daerah Sumatera Utara (Sumut) sudah sibuk ancang-ancang meminta jatah 30% saham produsen aluminium terbesar di tanah air itu.

Sesuai dengan keputusan Komisi VI DPR RI dalam pengambilalihan Inalum dari Jepang ini, Pemda hanya mampu memiliki andil paling banyak sebesar 30% saham yang selebihnya akan menjadi milik pemerintah pusat sebesar 70%.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumut, Riadil Akhir Lubis mengatakan, berdasarkan keputusan anggota parlemen tersebut, pihaknya harus menyusun ulang rencana bisnis Inalum paska jatuh ke pangkuan Indonesia.

"Kami harus merubah konsep rencana bisnis yang sudah ada karena cuma dapat jatah kepemilikan maksimal 30%. Padahal dalam rencana bisnis tersebut kami sudah menyusun untuk porsi saham 60% milik pemda," ucap dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Jumat (22/11/2013).

Meski enggan menyebut perubahan rencana bisnis Inalum oleh pemda, Riadil mengakui bahwa pihaknya akan mengundang sejumlah Bupati dan Walikota untuk mendiskusikan hal tersebut.

"Proposal kami sudah buat dan kami akan rapat lagi dengan 10 Bupati dan Walikota dalam waktu dekat untuk membicarakan penyusunan ulang rencana bisnis Inalum," terang dia.

Dia mengaku pemda akan menggandeng pihak swasta dan asosiasi untuk bersama memiliki porsi saham Inalum yang menjadi hak pemda sebanyak 30%.

"Kalau sendirian mengambilalih 30% saham kami tidak punya uang. Jadi kami tawarkan ke swasta dan asosiasi. Untuk besarannya, kami tidak bisa bilang karena memang ada skema-skema bisnis yang tidak perlu di publikasikan," tutur dia.

Setelah proses akuisisi rampung, Riadil menuturkan, pemda dan pemerintah pusat akan membangun kawasan industri aluminium. Saat ini, pemda sudah menyiapkan ribuan hektare (ha) lahan di Kabupaten Batubara, lokasi pabrik Inalum.

Ini sesuai dengan langkah Menteri Perindustrian yang berencana membangun kluster aluminium terbesar di Sumut. Sehingga ke depan, Inalum tak hanya mengekspor aluminium ke Jepang dan negara lain, tapi juga mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.

Pasalnya selama ini, dia bilang bauksit dari Kalimantan justru diolah di China dan Australia lalu di bawa ke Jepang. Kemudian dijual kembali ke Indonesia, sehingga Jepang yang mendapatkan manfaat nilai tambah dari produk asal negara ini.

"Nanti akan dibangun kawasan industri aluminium di sana karena sudah ada 13 ribu ha lahan di Kabupaten Batubara. Tinggal menunggu pembebasan dari Menteri Kehutanan mengingat tanah tersebut adalah lahan hutan," jelasnya.

Riadil pun mengungkapkan, akan membangun jalan Kabupaten di Batubara dan Simalungun untuk melengkapi infrastruktur di kawasan pabrik Inalum, seperti smelter, pelabuhan, terminal, jalan utama dan sebagainya. (Fik/Nur)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.