Menteri Keuangan (Menkeu) M Chatib Basri optimistis calon Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Janet Yellen sebagai pengganti Bernanke akan melakukan penarikan stimulus (tapering off) secara bertahap.
"Yellen komit untuk melakukan proses itu (tapering off) secara gradual. Tapi tapering off pasti akan terjadi, makanya kami mesti melakukan persiapan seperti simulasi (krisis) kemarin," ucap dia di kantornya, Jakarta, Jumat (22/11/2013).
Belum lama ini, Forum Koordinasi Stabilisasi Sistem Keuangan (FKSSK) yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menggelar pertemuan.
Kali ini, tim FKSSK bukan hanya mempersiapkan paket kebijakan ekonomi, melainkan simulasi mengantisipasi tekanan di pasar keuangan.
Anggota FKSSK mempersiapkan bermacam-macam skenario besar untuk merespon tekanan di pasar keuangan. Mulai dari pembahasan, langkah-langkah yang harus dilakukan, hingga keputusan yang akan diambil dikaji dalam pertemuan tersebut. Pemerintah bahkan mempersiapkan skenario dari yang paling ringan hingga skenario paling berat.
Chatib mengakui, pasar memiliki kekhawatiran terhadap penarikan stimulus yang akan dilakukan lebih cepat.
"Sudah dua minggu terakhir ini, kalau lihat pasar merah (negatif) dan saya lihat tekanannya hari ini karena khawatir tapering off dilakukan lebih cepat," ujarnya.
Seperti dikutip Bloomberg, Jumat (22/11/2013), rupiah sepanjang pekan ini telah anjlok 0,8% ke level 11.715 pada perdagangan pukul 09:38 waktu Jakarta.
Sementara pada perdagangan hari sebelumnya, nilai tukar rupiah sempat menyentuh level 11.733, angka terendah sejak Maret 2009.
Dibandingkan mata uang negara-negara tetangga, rupiah merosot paling parah. Sepanjang pekan, nilai tukar baht merosot 0,7% menjadi 31,8 per dolar AS. Sementara ringgit hanya melemah 0,3% ke level 3,2113 dan peso melemah 0,4% ke level 43,835. (Fik/Nur)
"Yellen komit untuk melakukan proses itu (tapering off) secara gradual. Tapi tapering off pasti akan terjadi, makanya kami mesti melakukan persiapan seperti simulasi (krisis) kemarin," ucap dia di kantornya, Jakarta, Jumat (22/11/2013).
Belum lama ini, Forum Koordinasi Stabilisasi Sistem Keuangan (FKSSK) yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menggelar pertemuan.
Kali ini, tim FKSSK bukan hanya mempersiapkan paket kebijakan ekonomi, melainkan simulasi mengantisipasi tekanan di pasar keuangan.
Anggota FKSSK mempersiapkan bermacam-macam skenario besar untuk merespon tekanan di pasar keuangan. Mulai dari pembahasan, langkah-langkah yang harus dilakukan, hingga keputusan yang akan diambil dikaji dalam pertemuan tersebut. Pemerintah bahkan mempersiapkan skenario dari yang paling ringan hingga skenario paling berat.
Chatib mengakui, pasar memiliki kekhawatiran terhadap penarikan stimulus yang akan dilakukan lebih cepat.
"Sudah dua minggu terakhir ini, kalau lihat pasar merah (negatif) dan saya lihat tekanannya hari ini karena khawatir tapering off dilakukan lebih cepat," ujarnya.
Seperti dikutip Bloomberg, Jumat (22/11/2013), rupiah sepanjang pekan ini telah anjlok 0,8% ke level 11.715 pada perdagangan pukul 09:38 waktu Jakarta.
Sementara pada perdagangan hari sebelumnya, nilai tukar rupiah sempat menyentuh level 11.733, angka terendah sejak Maret 2009.
Dibandingkan mata uang negara-negara tetangga, rupiah merosot paling parah. Sepanjang pekan, nilai tukar baht merosot 0,7% menjadi 31,8 per dolar AS. Sementara ringgit hanya melemah 0,3% ke level 3,2113 dan peso melemah 0,4% ke level 43,835. (Fik/Nur)