Perusahaan travel multinasional Expedia baru-baru ini mengadakan survei pada 8.535 orang dari 24 negara yang tersebar di lima benua berbeda. Hasilnya cukup mengejutkan. Meski menerima jumlah hari libur terbanyak di dunia, masyarakat Eropa justru masih merasa tak puas.
Seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (23/11/2013), para pegawai Eropa mengaku kehilangan banyak waktu liburnya. Pasalnya, saat berlibur ke pantai, para pegawai Eropa masih harus mengecek pekerjaannya.
Tengok saja, para pegawai di Perancis yang menerima 30 hari libur dalam setahun. Di tengah hari liburnya, 93% warga Perancis mengaku masih harus memeriksa email kantor dan pekerjaan lainnya. Tak heran jika 90% warga Perancis merasa waktu liburnya belum cukup.
Sama dengan Perancis, pemerintah Spanyol juga memberikan 30 hari libur resmi bagi seluruh pegawainya. Namun hanya 26 hari libur yang digunakan pegawai untuk lepas dari tempat kerjanya.
Sementara itu, pegawai Amerika Serikat (AS) dan Denmark merupakan yang terbaik untuk urusan memisahkan pekerjaan dan waktu liburan. Buktinya, hanya 46% pekerja dari dua negara tersebut yang mengaku masih bekerja di hari libur. Padahal warga Denmark memperoleh 30 hari libur dalam setahun.
Hasil survei Expedia juga menunjukkan bagaimana para bos di Eropa berupaya keras mendorong karyawannya terlepas dari tanggung jawab kantor selama berlibur. Setidaknya fakta itulah yang diperoleh dari 76% warga AS. (Sis/Ahm)
Libur Paling Banyak, Orang Eropa Masih Tak Puas Juga
Meski menerima jumlah hari libur terbanyak di dunia, masyarakat Eropa justru belum puas dengan jumlah libur yang didapatkan.
Advertisement