Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan melakukan kunjungan kerja ke Brebes Jawa Tengah pada Sabtu (23/11/2013) ini. Pada kunjungan kerja ini, Dahlan berkesemptan berdialog dengan petani bawang di Desa Banjaratmak Bulakamba Brebes.
Dalam dialog tersebut, Dahlan menemukan hal tak terduga. Tak disangka, selain mengadu soal masalahnya 2 orang petani menodong Dahlan untuk memberikan hadiah.
Pertama petani bernama Juhari. Bukan uang atau hal berharga lain, petani meminta baju yang dipakai Dahlan. Sempat kaget namun Dahlan akhirnya bersedia dan spontan membuka baju dan langsung memakaikan kepada perwakilan petani Juhari.
Tak cukup baju, kaos dalaman Dahlan juga diminta."Kalau baju ini saya lepas, nanti kelihatan gambar bekas operasi di badan saya, nggak apa-apa,? tanya Dahlan.
Para petani serentak menjawab tidak apa-apa, yang membuat Dahlan akhirnya bertelanjang dada. Serentak Petani tepuk tangan karena berhasil mendapatkan hadiah dengan setengah menelanjangi Dahlan Iskan.
Petani yang bertanya sebenarnya ada 2, selain Juhari yakni Masrohi, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Brebes.
Namun karena Dahlan tak memiliki baju lagi maka Masrohi diberikan jaket bertuliskan `kerja, kerja, kerja`. Dia pun sangat senang sekali, karena pemberian Dahlan tersebut.
Sementara dalam dialog tersebut, Juhari mengaku jika petani tidak memiliki masalah apapun dan siap terus menanam bawang karena komoditas ini dinilai menguntungkan bagi masyarakat.
Namun Masrohi menyatakan hal sebaliknya. Menurut dia masalah akan muncul jika petani terus menanam bawang terkait Surat Keputusan Menteri Perdagangan yang menetapkan harga tertinggi bawang Rp 27.500 per kilogram (kg).
"Harusnya yang ditetapkan Mendag harga terendah, sehingga saat produksi banyak, harga tetap tidak jatuh dan petani tidak dirugikan," tegas dia. Kemudian Dahlan bertanya langsung kepada para petani yang serentak membenarkannya.
Selain soal harga, Nurohman, petani bawang lainnya mengatakan masih menggunakan pupuk impor walau harganya lebih mahal karena sulitnya mendapatkan pupuk Petrokimia. Padahal kualitasnya sama dan harga lebih murah.
"Ini juga koreksi kepada BUMN agar menambah orang-orang marketing di desa-desa, agar mudah memperoleh pupuk," jelas dia.
Menurut Dahlan, info tersebut sangat penting karena petani membeli pupuk luar negeri bukan karena kualitas, namun karena mudah didapat petani.
Sementara pupuk lokal yang berkualitas sama dan harga lebih murah justru sulit diperoleh petani. "Jadi info Pak Nurohman benar-benar penting untuk mengurangi impor yang mengurangi neraca perdagangan yang masih defisit," tegas dia. (Yas/Nur)
Dalam dialog tersebut, Dahlan menemukan hal tak terduga. Tak disangka, selain mengadu soal masalahnya 2 orang petani menodong Dahlan untuk memberikan hadiah.
Pertama petani bernama Juhari. Bukan uang atau hal berharga lain, petani meminta baju yang dipakai Dahlan. Sempat kaget namun Dahlan akhirnya bersedia dan spontan membuka baju dan langsung memakaikan kepada perwakilan petani Juhari.
Tak cukup baju, kaos dalaman Dahlan juga diminta."Kalau baju ini saya lepas, nanti kelihatan gambar bekas operasi di badan saya, nggak apa-apa,? tanya Dahlan.
Para petani serentak menjawab tidak apa-apa, yang membuat Dahlan akhirnya bertelanjang dada. Serentak Petani tepuk tangan karena berhasil mendapatkan hadiah dengan setengah menelanjangi Dahlan Iskan.
Petani yang bertanya sebenarnya ada 2, selain Juhari yakni Masrohi, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Brebes.
Namun karena Dahlan tak memiliki baju lagi maka Masrohi diberikan jaket bertuliskan `kerja, kerja, kerja`. Dia pun sangat senang sekali, karena pemberian Dahlan tersebut.
Sementara dalam dialog tersebut, Juhari mengaku jika petani tidak memiliki masalah apapun dan siap terus menanam bawang karena komoditas ini dinilai menguntungkan bagi masyarakat.
Namun Masrohi menyatakan hal sebaliknya. Menurut dia masalah akan muncul jika petani terus menanam bawang terkait Surat Keputusan Menteri Perdagangan yang menetapkan harga tertinggi bawang Rp 27.500 per kilogram (kg).
"Harusnya yang ditetapkan Mendag harga terendah, sehingga saat produksi banyak, harga tetap tidak jatuh dan petani tidak dirugikan," tegas dia. Kemudian Dahlan bertanya langsung kepada para petani yang serentak membenarkannya.
Selain soal harga, Nurohman, petani bawang lainnya mengatakan masih menggunakan pupuk impor walau harganya lebih mahal karena sulitnya mendapatkan pupuk Petrokimia. Padahal kualitasnya sama dan harga lebih murah.
"Ini juga koreksi kepada BUMN agar menambah orang-orang marketing di desa-desa, agar mudah memperoleh pupuk," jelas dia.
Menurut Dahlan, info tersebut sangat penting karena petani membeli pupuk luar negeri bukan karena kualitas, namun karena mudah didapat petani.
Sementara pupuk lokal yang berkualitas sama dan harga lebih murah justru sulit diperoleh petani. "Jadi info Pak Nurohman benar-benar penting untuk mengurangi impor yang mengurangi neraca perdagangan yang masih defisit," tegas dia. (Yas/Nur)