Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Golongan Karya Satya Wira Yudha menilai para kontraktor minyak dan gas (migas) hanya mencoba menggali keuntungan pribadi dalam mengelola sejumlah lahan potensial di Tanah Air.
Pasalnya, kontrak yang saat ini digunakan masih menggunakan sistem bagi hasil (Production Sharing Contract/PSC).
"Kita tidak bisa meminta kontraktor memikirkan negara, kalau dia lihat lahannya (migas) menguntungkan, dia akan eksplorisasi dan eksploitasi," ungkap Satya saat menjadi pembicara di acara `Gilas Mafia Migas`, di Jakarta, Sabtu (23/11/2013).
Menurut dia, hingga saat ini Indonesia tidak memiliki data penelitian yang valid untuk industri migas secara keseluruhan. Kondisi tersebut membuat Indonesia tidak memiliki pijakan saat melakukan penawaran dengan para kontraktor.
"Coba Indonesia punya data research yang valid, maka posisi tawar kita pada kontrakror bisa lebih tinggi," tutur Satya.
Selain itu, Satya juga meminta, Satuan Kerja Khusus Minyak Gas (SKK Migas) untuk mengawasi perhitungan keuangan kontrak bagi hasil antara pemerintah dan kontraktor.
"Kontraktor kan memiliki uang sendiri. Nah SKK Migas harus lebih pintar dari para kontraktor," tegas dia. (Sis/Nur)
Pasalnya, kontrak yang saat ini digunakan masih menggunakan sistem bagi hasil (Production Sharing Contract/PSC).
"Kita tidak bisa meminta kontraktor memikirkan negara, kalau dia lihat lahannya (migas) menguntungkan, dia akan eksplorisasi dan eksploitasi," ungkap Satya saat menjadi pembicara di acara `Gilas Mafia Migas`, di Jakarta, Sabtu (23/11/2013).
Menurut dia, hingga saat ini Indonesia tidak memiliki data penelitian yang valid untuk industri migas secara keseluruhan. Kondisi tersebut membuat Indonesia tidak memiliki pijakan saat melakukan penawaran dengan para kontraktor.
"Coba Indonesia punya data research yang valid, maka posisi tawar kita pada kontrakror bisa lebih tinggi," tutur Satya.
Selain itu, Satya juga meminta, Satuan Kerja Khusus Minyak Gas (SKK Migas) untuk mengawasi perhitungan keuangan kontrak bagi hasil antara pemerintah dan kontraktor.
"Kontraktor kan memiliki uang sendiri. Nah SKK Migas harus lebih pintar dari para kontraktor," tegas dia. (Sis/Nur)