Sudah lama PT Pertamina (Persero) berniat untuk membangun stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di luar negeri. Namun keinginan itu belum bisa terelisasi karena ketatnya persyaratan yang diterapkan di negara tersebut.
Sebutlah Malaysia, yang mewajibkan perusahaan asing yang membangun SPBU di Negeri Jiran tersebut untuk mendirikan kilang pengolahan bahan bakar minyak (BBM).
"Tak cuma kilang, tapi juga harus punya depot BBM. Pokoknya Indonesia itu surga deh buat mereka (perusahaan SPBU asing). Terlalu gampang bangun SPBU di sini," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya saat berbincang dengan Liputan6.com seperti ditulis Senin (25/11/2013).
Jika dibandingkan Malaysia, Australia tergolong lebih mudah. Namun menurut Hanung, pasarnya kurang menarik dan Pertamina harus membuat perusahaan baru yang khusus menangani SPBU di sana.
"Kalau bikin perusahaan baru, kami harus menaruh orang di sana. Sebenarnya di Australia lebih terbuka, tapi kami tidak jadi bangun SPBU di sana karena tidak visible secara ekonomi," tuturnya.
Belajar dari pengalaman Pertamina, Hanung menyarankan agar pemerintah lebih memperketat persyaratan bagi perusahaan asing yang ingin memasuki bisnis retail BBM. Di luar negeri, saat ini Pertamina baru memiliki SPBU yang berada di Timor Leste.
"Harusnya resiprokal. Kalau negara lain tidak bantu, kenapa kita harus bantu perusahaan mereka di sini," ungkap dia.(Ndw)
Sebutlah Malaysia, yang mewajibkan perusahaan asing yang membangun SPBU di Negeri Jiran tersebut untuk mendirikan kilang pengolahan bahan bakar minyak (BBM).
"Tak cuma kilang, tapi juga harus punya depot BBM. Pokoknya Indonesia itu surga deh buat mereka (perusahaan SPBU asing). Terlalu gampang bangun SPBU di sini," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya saat berbincang dengan Liputan6.com seperti ditulis Senin (25/11/2013).
Jika dibandingkan Malaysia, Australia tergolong lebih mudah. Namun menurut Hanung, pasarnya kurang menarik dan Pertamina harus membuat perusahaan baru yang khusus menangani SPBU di sana.
"Kalau bikin perusahaan baru, kami harus menaruh orang di sana. Sebenarnya di Australia lebih terbuka, tapi kami tidak jadi bangun SPBU di sana karena tidak visible secara ekonomi," tuturnya.
Belajar dari pengalaman Pertamina, Hanung menyarankan agar pemerintah lebih memperketat persyaratan bagi perusahaan asing yang ingin memasuki bisnis retail BBM. Di luar negeri, saat ini Pertamina baru memiliki SPBU yang berada di Timor Leste.
"Harusnya resiprokal. Kalau negara lain tidak bantu, kenapa kita harus bantu perusahaan mereka di sini," ungkap dia.(Ndw)