Siapa yang tak kenal Karen Agustiawan? Direktur Utama PT Pertamina (Persero) ini dikenal sebagai sosok wanita yang cerdas, tegas dan serius.
Kerja keras wanita pertama yang menjabat sebagai bos Pertamina ini telah berhasil membawa perusahaan migas pelat merah itu masuk dalam jajaran perusahaan global terbaik dalam Fortune 500. Pertamina menempati peringkat 122.
Prestasi Karen juga tak kalah hebatnya, Karen baru-baru ini masuk dalam jajaran 50 Most Powerful Women in Business. Karen menempati posisi ke-6 sebagai wanita paling berpengaruh di dunia majalah Fortune Global.
Posisi Karen melesat dari tahun lalu, yang menduduki peringkat ke-19.
Di balik ketegasannya, ternyata ada momen-momen tertentu yang bisa membuat Wanita kelahiran Bandung, 19 Oktober 1958 itu, kerap menitikkan air mata.
Momen apakah itu?
"Saya bisa menangis saat melihat anak kecil yang tidak punya kesempatan untuk hidup layak seperti anak lain. Seperti melihat anak Papua kemarin, saya tidak tahan,"Â kata Karen saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti ditulis Senin (25/11/2013).
Karen merasa kesempatan anak Papua untuk mendapatkan pendidikan dan kehidupan yang layak lebih kecil dibanding anak lain yang hidup di Jawa. Ibu tiga anak ini menilai hal ini tidak adil.
"Saya bandingkan dengan anak-anak di Jawa dan anak saya sendiri, itu jauh sekali," ungkap dia.
Untuk itulah, Pertamina menggagas program peningkatan kualitas guru dalam mengajar para siswa yang dikenal Teacher Quality Improvement Program (TEQIP). Melalui program ini, Karen berharap anak-anak Papua bisa mendapatkan pendidikan yang layak.
"Semua guru kami tingkatkan kualitasnya, sehingga anak-anak di Papua berkesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang sama dengan Jawa, bahkan kalau bisa lebih bagus," terang dia. (Ndw/Igw)
Kerja keras wanita pertama yang menjabat sebagai bos Pertamina ini telah berhasil membawa perusahaan migas pelat merah itu masuk dalam jajaran perusahaan global terbaik dalam Fortune 500. Pertamina menempati peringkat 122.
Prestasi Karen juga tak kalah hebatnya, Karen baru-baru ini masuk dalam jajaran 50 Most Powerful Women in Business. Karen menempati posisi ke-6 sebagai wanita paling berpengaruh di dunia majalah Fortune Global.
Posisi Karen melesat dari tahun lalu, yang menduduki peringkat ke-19.
Di balik ketegasannya, ternyata ada momen-momen tertentu yang bisa membuat Wanita kelahiran Bandung, 19 Oktober 1958 itu, kerap menitikkan air mata.
Momen apakah itu?
"Saya bisa menangis saat melihat anak kecil yang tidak punya kesempatan untuk hidup layak seperti anak lain. Seperti melihat anak Papua kemarin, saya tidak tahan,"Â kata Karen saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti ditulis Senin (25/11/2013).
Karen merasa kesempatan anak Papua untuk mendapatkan pendidikan dan kehidupan yang layak lebih kecil dibanding anak lain yang hidup di Jawa. Ibu tiga anak ini menilai hal ini tidak adil.
"Saya bandingkan dengan anak-anak di Jawa dan anak saya sendiri, itu jauh sekali," ungkap dia.
Untuk itulah, Pertamina menggagas program peningkatan kualitas guru dalam mengajar para siswa yang dikenal Teacher Quality Improvement Program (TEQIP). Melalui program ini, Karen berharap anak-anak Papua bisa mendapatkan pendidikan yang layak.
"Semua guru kami tingkatkan kualitasnya, sehingga anak-anak di Papua berkesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang sama dengan Jawa, bahkan kalau bisa lebih bagus," terang dia. (Ndw/Igw)