Sukses

Lelang SUN Gagal, Rupiah Amblas ke Level Terendah

Rupiah terus merosot ke level terendahnya sejak Maret 2009, setelah Indonesia gagal menggalang dana dari penjualan surat utang negara (SUN).

Rupiah terus merosot ke level terendahnya sejak Maret 2009, setelah Indonesia gagal menggalang dana dari penjualan surat utang negara (SUN) berdenominasi dolar di tengah kekhawatiran rencana penarikan dana stimulus Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang akan dilakukan beberapa bulan ke depan. Lelang SUN tersebut hanya mampu menyerap dana US$ 190 juta dari target Us$ 450 juta.

Berdasarkan data Valuta Asing (Valas) Bloomberg, Selasa (26/11/2013), nilai tukar rupiah merosot 0,4% menjadi 11.7783 per dolar pada perdagangan pukul 10:02 waktu Jakarta. Level tersebut merupakan yang paling rendah sejak 31 Maret 2009.

Sementara nilai rupiah di pasar NDF untuk pengiriman satu bulan ke depan anjlok 0,3% menjadi 11.625 per dolar AS. Angka tersebut menguat 1,4% lebih tinggi dibandingkan di pasar spot.

Kemarin, pemerintah hanya mampu menyerap dana sebesar US$ 190 juta dari penjualan obligasi berdenominasi dolar pada para investor lokal. Padahal keseluruhan penawaran SUN yang diberikan mencapai US$ 294 juta.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Utang, Robert Pakpahan mengatakan, angka penjualan tersebut lebih rendah dari target pemerintah sebesar US$ 450 juta.

"Kami memprediksi nilai tukar rupiah akan terus melemah, mengingat kuatnya prediksi risiko tapering The Fed. Ada gangguan kepercayaan diri belakangan ini, maka pemerintah harus menjual obligasinya lain waktu saat kondisi mulai stabil," ungkap ahli strategi mata uang Commonwealth Bank of Australia di Singapura.

Sementara itu, pemodal asing telah menjual US$ 361 juta lebih banyak saham lokal dari yang dibelinya bulan ini, mengingat The Fed menyatakan akan segera mengurangi laju pembelian obligasinya dalam beberapa bulan ke depan.

Menurut Association of Bank in Singapore, kurs rupiah di pasar NDF kemarin berada di level 11.495. Sementara itu, volatilitas rupiah satu bulan ke depan, tercatat naik 32 basis point atau 0,32% ke level 14,66%. (Sis/Ndw)
Video Terkini