Mendung rasanya masih akan menyelimuti kondisi perekonomian dunia, termasuk Indonesia di tahun depan. Pasalnya situasi perekonomian ini masih dipengaruhi oleh berbagai sentimen, baik eksternal maupun internal.
Pengamat Ekonomi Indef, Ahmad Erani Yustika memperkirakan dunia internasional termasuk Indonesia masih akan menghadapi ketidakpastian kondisi perekonomian di tahun depan.
"Tahun depan petanya masih akan sama dengan tahun ini. Tidak banyak konfigurasi perubahan ekonomi di dunia dan domestik. Ekonomi dunia masih murung dua atau tiga tahun lalu," ujarnya di Jakarta, Selasa (26/11/2013).
Erani menjelaskan, Indonesia masih akan mengalami kendala dalam kegiatan ekspor di tahun depan karena penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi sebagian besar negara di dunia.
Kondisi tersebut akan diperparah dengan pemilihan umum (pemilu) sehingga pemerintah lebih memilih fokus dalam persoalan politik ketimbang ekonomi. "Tahun depan merupakan tahun politik, fokus pemerintah tidak bisa diharapkan untuk aspek-aspek ekonomi," tuturnya.
Meski begitu, dia optimistis, kegiatan pemilu akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di 2014 karena ada peningkatan konsumsi. "Konsumi meningkat dan menyumbang 0,1%-0,2% dari PDB. Sehingga kami perkirakan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup moderat di tahun depan sekitar 5,5%-5,8%," tukasnya.
Tekanan ekonomi, menurut Erani juga akan jauh lebih berkurang terutama untuk kebijakan menaikkan harga BBM. "Nyali cadangan pemerintah untuk menaikkan harga BBM berkurang di tahun depan," pungkas dia. (Fik/Ndw)
Pengamat Ekonomi Indef, Ahmad Erani Yustika memperkirakan dunia internasional termasuk Indonesia masih akan menghadapi ketidakpastian kondisi perekonomian di tahun depan.
"Tahun depan petanya masih akan sama dengan tahun ini. Tidak banyak konfigurasi perubahan ekonomi di dunia dan domestik. Ekonomi dunia masih murung dua atau tiga tahun lalu," ujarnya di Jakarta, Selasa (26/11/2013).
Erani menjelaskan, Indonesia masih akan mengalami kendala dalam kegiatan ekspor di tahun depan karena penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi sebagian besar negara di dunia.
Kondisi tersebut akan diperparah dengan pemilihan umum (pemilu) sehingga pemerintah lebih memilih fokus dalam persoalan politik ketimbang ekonomi. "Tahun depan merupakan tahun politik, fokus pemerintah tidak bisa diharapkan untuk aspek-aspek ekonomi," tuturnya.
Meski begitu, dia optimistis, kegiatan pemilu akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di 2014 karena ada peningkatan konsumsi. "Konsumi meningkat dan menyumbang 0,1%-0,2% dari PDB. Sehingga kami perkirakan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup moderat di tahun depan sekitar 5,5%-5,8%," tukasnya.
Tekanan ekonomi, menurut Erani juga akan jauh lebih berkurang terutama untuk kebijakan menaikkan harga BBM. "Nyali cadangan pemerintah untuk menaikkan harga BBM berkurang di tahun depan," pungkas dia. (Fik/Ndw)