Pengamat Ekonomi, Ahmad Erani Yustika memperkirakan aktivitas kampanye dan pemilihan umum (pemilu) yang kerap ‘menebar’ uang kepada masyarakat tidak akan menurunkan angka kemiskinan.
Cara paling efektif untuk mengatasi persoalan kemiskinan dan pengangguran adalah menggenjot sektor pertanian dan padat karya.
“Tidak ada pengaruhnya (pemilu) terhadap kemiskinan dan pengangguran. Sebab kalau Bantuan Langsung Tunai (BLT) Rp 100 ribu per bulan hanya bersifat semu menurunkan (kemiskinan) karena pemilu sangat sporadis,” ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Rabu (27/11/2013).
Peningkatan pengangguran dan kemiskinan, menurut dia, disumbang karena tingginya inflasi sehingga menurunkan daya beli masyarakat secara riil.
“Pengangguran meningkat karena ada tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi kita. Sedangkan penyebab inflasi karena kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang akan terasa sampai akhir tahun yang diperkirakan mencapai 9%,” terang Erani.
Dia menjelaskan, solusi jangka pendek dalam menyusutkan angka kemiskinan dan pengangguran dengan menumbuhkan sektor pertanian (memperluas lahan pertanian) dan industri padat karya. Keduanya akan mampu menciptakan lapangan kerja hingga 500 ribu orang.
“Bagi petani yang punya lahan sempit ditambah, dan dorong industri padat karya di pinggira kota. Pemerintah biasanya suka cara-cara instan seperti pembagian BLT jadi penurunan bersifat semu, jadi tidak memberdayakan dalam jangka panjang,” ungkapnya.
Erani menuturkan, 1% pertumbuhan ekonomi dari kedua sektor tersebut mampu menciptakan 500 ribu lapangan kerja. Sementara di sektor perdagangan hanya membuka kurang dari 200 ribu kesempatan kerja untukk setiap 1% pertumbuhan ekonomi. (Fik/Nur)
Cara paling efektif untuk mengatasi persoalan kemiskinan dan pengangguran adalah menggenjot sektor pertanian dan padat karya.
“Tidak ada pengaruhnya (pemilu) terhadap kemiskinan dan pengangguran. Sebab kalau Bantuan Langsung Tunai (BLT) Rp 100 ribu per bulan hanya bersifat semu menurunkan (kemiskinan) karena pemilu sangat sporadis,” ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Rabu (27/11/2013).
Peningkatan pengangguran dan kemiskinan, menurut dia, disumbang karena tingginya inflasi sehingga menurunkan daya beli masyarakat secara riil.
“Pengangguran meningkat karena ada tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi kita. Sedangkan penyebab inflasi karena kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang akan terasa sampai akhir tahun yang diperkirakan mencapai 9%,” terang Erani.
Dia menjelaskan, solusi jangka pendek dalam menyusutkan angka kemiskinan dan pengangguran dengan menumbuhkan sektor pertanian (memperluas lahan pertanian) dan industri padat karya. Keduanya akan mampu menciptakan lapangan kerja hingga 500 ribu orang.
“Bagi petani yang punya lahan sempit ditambah, dan dorong industri padat karya di pinggira kota. Pemerintah biasanya suka cara-cara instan seperti pembagian BLT jadi penurunan bersifat semu, jadi tidak memberdayakan dalam jangka panjang,” ungkapnya.
Erani menuturkan, 1% pertumbuhan ekonomi dari kedua sektor tersebut mampu menciptakan 500 ribu lapangan kerja. Sementara di sektor perdagangan hanya membuka kurang dari 200 ribu kesempatan kerja untukk setiap 1% pertumbuhan ekonomi. (Fik/Nur)