Nilai tukar rupiah masih terus dibayangi keterpurukan. Bila kondisi ini berlanjut dipastikan banyak harga barang terutama kebutuhan pokok yang melambung dari saat ini.
Maklum hingga kini ketergantungan pemenuhan kebutuhan nasional dari produk impor dalam bentuk bahan baku atau setengah jadi dan jadi masih sangat besar.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang perindustrian, riset dan teknologi Bambang Sujagat, mengakui pelemahan rupiah yang terus berlangsung membuat pengusaha ketar-ketir. "Kami sudah minta pengusaha mempersiapkan diri menghadapi ini," ujar dia, Rabu (27/11/2013).
Selain pengusaha, dia mengingatkan pelemahan rupiah akan sangat mempengaruhi daya beli masyarakat selaku konsumen. Mereka harus siap mengeluarkan dana lebih jika ingin membeli barang di pasaran. Beberapa sektor industri maupun produk memang masih bergantung pada bahan baku impor.
Bambang mengatakan, pengusaha tak mampu melawan tingginya harga bahan baku tersebut jika mereka ingin tetap mempertahankan usaha. Satu-satunya jalan untuk tetap bertahan adalah dengan ikut menaikkan harga jual barang.
Bahkan ada beberapa barang yang masih diimpor Indonesia dalam bentuk utuh karena belum bisa diproduksi di dalam negeri.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) dan kompilasi data lain, berikut produk-produk yang paling terkena dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yakni:
1. Produk elektronik seperti televisi, mesin cuci
2. Tekstil seperti kapas
3. Baja
4. Produk teknologi seperti telepon seluler, komputer
5. Bahan bakar minyak (BBM)
6. Komponen kendaraan roda dua maupun tiga
7. Produk farmasi seperti obat dan lainnya
8. Kebutuhan pangan seperti terigu, cabai, bawang, buah-buahan, kedelai dan lainnya
9. Produk plastik
Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari data Bloomberg ditutup pada level Rp 11.765 per dolar AS pada posisi kemarin (26/11/2013). Posisi tersebut merosot 225 poin dibanding penutupan sebelumnya yang berada di level Rp 11.510 per dolar AS.
Sedangkan dari kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, nilai tukar rupiah hari ini berada di level Rp 11.813 per dolar AS atau melemah 48 poin dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp 11.765 per dolar AS. (Nrm)
Maklum hingga kini ketergantungan pemenuhan kebutuhan nasional dari produk impor dalam bentuk bahan baku atau setengah jadi dan jadi masih sangat besar.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang perindustrian, riset dan teknologi Bambang Sujagat, mengakui pelemahan rupiah yang terus berlangsung membuat pengusaha ketar-ketir. "Kami sudah minta pengusaha mempersiapkan diri menghadapi ini," ujar dia, Rabu (27/11/2013).
Selain pengusaha, dia mengingatkan pelemahan rupiah akan sangat mempengaruhi daya beli masyarakat selaku konsumen. Mereka harus siap mengeluarkan dana lebih jika ingin membeli barang di pasaran. Beberapa sektor industri maupun produk memang masih bergantung pada bahan baku impor.
Bambang mengatakan, pengusaha tak mampu melawan tingginya harga bahan baku tersebut jika mereka ingin tetap mempertahankan usaha. Satu-satunya jalan untuk tetap bertahan adalah dengan ikut menaikkan harga jual barang.
Bahkan ada beberapa barang yang masih diimpor Indonesia dalam bentuk utuh karena belum bisa diproduksi di dalam negeri.
Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) dan kompilasi data lain, berikut produk-produk yang paling terkena dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yakni:
1. Produk elektronik seperti televisi, mesin cuci
2. Tekstil seperti kapas
3. Baja
4. Produk teknologi seperti telepon seluler, komputer
5. Bahan bakar minyak (BBM)
6. Komponen kendaraan roda dua maupun tiga
7. Produk farmasi seperti obat dan lainnya
8. Kebutuhan pangan seperti terigu, cabai, bawang, buah-buahan, kedelai dan lainnya
9. Produk plastik
Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dari data Bloomberg ditutup pada level Rp 11.765 per dolar AS pada posisi kemarin (26/11/2013). Posisi tersebut merosot 225 poin dibanding penutupan sebelumnya yang berada di level Rp 11.510 per dolar AS.
Sedangkan dari kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, nilai tukar rupiah hari ini berada di level Rp 11.813 per dolar AS atau melemah 48 poin dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp 11.765 per dolar AS. (Nrm)