Sukses

Rupiah Anjlok Gara-gara Importir Borong Dolar

"Permintaan importir terhadap valuta asing (valas) di akhir bulan selalu terjadi," kata Menkeu Chatib Basri.

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga menembus level Rp 11.813 atau terburuk sepanjang tahun ini ditanggapi Menteri Keuangan Chatib Basri. Dia mengaku peningkatan kebutuhan dolar dari importir melonjak menjelang tutup tahun atau setiap bulan.

"Volatilitasnya (rupiah) memang cukup tinggi karena kalau melihat pergerakan nilai tukar biasanya Rp 30-Rp 50, hari ini bisa lebih dari Rp 100 dengan start awal Rp 11.720 per dolar AS dan sampai tadi Rp 11.813," ujar dia di kantornya, Jakarta, Rabu (27/11/2013).

Chatib mengaku, pasar kapital di negara Asia lain juga ikut berada di zona merah, kecuali Tokyo menunjukkan tanda positif. Dia menambahkan, rencana penarikan stimulus (tapering off) berkontribusi memberikan sentimen negatif terhadap tingginya volatilitas rupiah.

"Permintaan importir terhadap valuta asing (valas) di akhir bulan selalu terjadi dan biasanya untuk memenuhi kebutuhan perusahaannya seperti membayar impor," ujarnya.

Pemerintah, kata Chatib, tengah menunggu realisasi inflasi pekan depan. Namun dia memperkirakan terjadi inflasi relatif kecil dan berada di bawah 9% sampai dengan akhir tahun ini. Di samping itu, pasar juga menunggu realisasi angka neraca perdagangan.

"Perkiraan kami mudah-mudahan defisitnya bisa turun ke US$ 600 juta dari sebelumnya US$ 2,3 miliar. Sedangkan di pasar surat utang, fluktuasi yield tidak terlalu tajam sejalan dengan kondisi pasar modal," paparnya.

Terpenting, menurut Chatib, pemerintah akan segera merilis paket kebijakan ekonomi lanjutan pada pekan depan. Pemerintah akan mengumumkan dua kebijakan mengenai Pajak Penghasilan (PPh) impor dan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).

"Tahap berikutnya Peraturan Pemerintah (PP) mobil mewah masih  menunggu karena policy-nya sudah beres tinggal penerbitannya. Serta PP repatriasi supaya kalau orang ingin menanamkan modalnya kembali, dia bisa dikenakan insentif pajak. Mudah-mudahan dalam beberapa bulan kedepan bisa keluar," pungkas Chatib. (Fik/Ndw)