Industri sektor properti sedang mengalami tingkat pertumbuhan tinggi meski demikian belum terjadi bubble di Indonesia. Salah satu indikasinya dilihat dari kualitas kredit yang cenderung mengalami penurunan.
"Kenaikan harga properti yang ada di dalam negeri, bukan karena ada dominasi dari spekulasi, melainkan tingginya tingkat penyerapan dan hunian properti yang mengalami tren peningkatan," ujar EVP Coordinator Consumer Finance Bank Mandiri, Tardi, ketika ditemui dalam acara seminar Prospek Pembiayaan Properti Setelah Bank Dilarang Membiayai KPR Inden di Royal Kuningan Hotel Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Melihat data BI, dalam dua tahun terakhir tingkat penyerapan apartemen sudah mencapai di atas 35 ribu unit di DKI Jakarta, jika dibandingkan perolehan pada 2011 hanya sebesar 16.673 unit.
Adapun perbandingan harga terhadap pendapatan per kapita masih relatif kecil, jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Pacifik yang lain.
Selain itu, indikator lain yang menunjukkan Indonesia belum mengalami bubble properti yaitu kualitas kredit di sektor properti cenderung mengalami penurunan, namun masih bisa dijaga sampai di bawah 3%.
"Saya melihat belum ada bubble sama sekali, properti juga cenderung menurun dan cenderung mengalami kejenuhan. Tapi properti masih bisa tumbuh," tutupnya. (Dis/Ahm)
"Kenaikan harga properti yang ada di dalam negeri, bukan karena ada dominasi dari spekulasi, melainkan tingginya tingkat penyerapan dan hunian properti yang mengalami tren peningkatan," ujar EVP Coordinator Consumer Finance Bank Mandiri, Tardi, ketika ditemui dalam acara seminar Prospek Pembiayaan Properti Setelah Bank Dilarang Membiayai KPR Inden di Royal Kuningan Hotel Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Melihat data BI, dalam dua tahun terakhir tingkat penyerapan apartemen sudah mencapai di atas 35 ribu unit di DKI Jakarta, jika dibandingkan perolehan pada 2011 hanya sebesar 16.673 unit.
Adapun perbandingan harga terhadap pendapatan per kapita masih relatif kecil, jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Pacifik yang lain.
Selain itu, indikator lain yang menunjukkan Indonesia belum mengalami bubble properti yaitu kualitas kredit di sektor properti cenderung mengalami penurunan, namun masih bisa dijaga sampai di bawah 3%.
"Saya melihat belum ada bubble sama sekali, properti juga cenderung menurun dan cenderung mengalami kejenuhan. Tapi properti masih bisa tumbuh," tutupnya. (Dis/Ahm)