Kementerian Keuangan mencatat realisasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hingga November 2013 mencapai 42,9 juta kiloliter (kl), atau setara 89% dari total kuota BBM subsidi sebanyak 48 juta kl.
"Mungkin sampai akhir tahun ini konsumsinya sebanyak 46 juta kl, jadi kita tinggal jaga (impor) minyak mentah," terang Menteri Keuangan Chatib Basri di kantornya, Jakarta, Jumat (29/11/2013).
Dengan cara ini, menurut dia, defisit neraca perdagangan semakin sempit. Pihaknya memperkirakan defisit neraca perdagangan Oktober 2013 akan susut di bawah US$ 200 juta dari bulan September sebesar US$ 657,2 juta.
"Masih ada defisit tapi lebih kecil. Tapi yang kita mau lihat bahwa konsen terhadap defisit neraca perdagangan sudah mulai kelihatan bisa di address. Mudah-mudahan bisa turun di bawah US$ 200," papar dia.
Sedangkan angka inflasi, Chatib mengatakan, diperkirakan 0,1% pada bulan November. Hingga akhir tahun ini, pemerintah memproyeksikan angka inflasi di bawah 9%.
"Kita tetap harus hati-hati karena fluktuasi dari rupiah yang terjadi walaupun tidak seperti Agustus-September lalu yang terdepresiasi sekitar Rp 300-Rp 400, sedangkan kemarin turun Rp 120-Rp 150," tutur dia.
Pemerintah, lanjut Chatib, akan menjalankan kebijakan aturan penerapan Pajak Penghasilan (PPh) impor dan aturan ekspor (KITE). "Jadi fokusnya adalah pada pengurangan impor dan peningkatan ekspor karena sentimen positif di pasar keuangan sangat berkaitan dengan nilai tukar," pungkasnya. (Fik/Ndw)
"Mungkin sampai akhir tahun ini konsumsinya sebanyak 46 juta kl, jadi kita tinggal jaga (impor) minyak mentah," terang Menteri Keuangan Chatib Basri di kantornya, Jakarta, Jumat (29/11/2013).
Dengan cara ini, menurut dia, defisit neraca perdagangan semakin sempit. Pihaknya memperkirakan defisit neraca perdagangan Oktober 2013 akan susut di bawah US$ 200 juta dari bulan September sebesar US$ 657,2 juta.
"Masih ada defisit tapi lebih kecil. Tapi yang kita mau lihat bahwa konsen terhadap defisit neraca perdagangan sudah mulai kelihatan bisa di address. Mudah-mudahan bisa turun di bawah US$ 200," papar dia.
Sedangkan angka inflasi, Chatib mengatakan, diperkirakan 0,1% pada bulan November. Hingga akhir tahun ini, pemerintah memproyeksikan angka inflasi di bawah 9%.
"Kita tetap harus hati-hati karena fluktuasi dari rupiah yang terjadi walaupun tidak seperti Agustus-September lalu yang terdepresiasi sekitar Rp 300-Rp 400, sedangkan kemarin turun Rp 120-Rp 150," tutur dia.
Pemerintah, lanjut Chatib, akan menjalankan kebijakan aturan penerapan Pajak Penghasilan (PPh) impor dan aturan ekspor (KITE). "Jadi fokusnya adalah pada pengurangan impor dan peningkatan ekspor karena sentimen positif di pasar keuangan sangat berkaitan dengan nilai tukar," pungkasnya. (Fik/Ndw)