PT PLN (Persero) mengakui pelemahan nilai tukar rupiah yang menembus 12 ribu per dolar Amerika Serikat (AS) bakal membuat utang perseroan membengkak.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji mengatakan, beban utang PLN dipastikan bertambah untuk pinjaman mata uang dolar AS. Sementara untuk utang rupiah tidak akan terpengaruh.
"Tergantung dolarnya bergerak ke mana," kata Nur Pamudji usai menghadiri rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (29/11/2013).
Menurut Nur Pamudji, melemahnya rupiah merupakan hal yang tidak bisa dikendalikan dan diluar kuasanya. Dia mengaku lebih memfokuskan pada hal yang bisa dikendalikan seperti proyek PLN.
"Itu hal yang tidak bisa dikendalikan, tidak perlu fokus kesana terlalu besar," jelas dia.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, penyebab melemahnya rupiah tehadap dolar hingga mendekati 12 ribu per dolar adalah merespons rencana kebijakan tapering off AS.
"Ditambah defisit pada neraca berjalan," tutur Hatta.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji mengatakan, beban utang PLN dipastikan bertambah untuk pinjaman mata uang dolar AS. Sementara untuk utang rupiah tidak akan terpengaruh.
"Tergantung dolarnya bergerak ke mana," kata Nur Pamudji usai menghadiri rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (29/11/2013).
Menurut Nur Pamudji, melemahnya rupiah merupakan hal yang tidak bisa dikendalikan dan diluar kuasanya. Dia mengaku lebih memfokuskan pada hal yang bisa dikendalikan seperti proyek PLN.
"Itu hal yang tidak bisa dikendalikan, tidak perlu fokus kesana terlalu besar," jelas dia.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, penyebab melemahnya rupiah tehadap dolar hingga mendekati 12 ribu per dolar adalah merespons rencana kebijakan tapering off AS.
"Ditambah defisit pada neraca berjalan," tutur Hatta.