PT Pertamina (Persero) menargetkan seluruh mobil di Indonesia telah dipasangi alat Radio Frequency Identification (RFID) paling lambat pada Juli 2014. Alat itu berfungsi untuk mencatat konsumsi bahan bakar bakar minyak (BBM) di kendaraan.
"Target tetap 1 Juli," jelas Senior Vice President Retail Marketing Pertamina Suhartoko di Jakarta, Jumat (29/11/2013).
Suhartoko juga memastikan perseroan tidak mengenaikan biaya untuk pemasangan RFID di kendaraan. Tak hanya itu, Pertamina juga tidak menetapkan batas waktu pemasangan RFID.
"Ada dua isu, pasang RFID bayar itu tidak benar. Kami juga tidak batasi sampai November," pungkasnya.
untuk program Sistem Monitoring Pengandalian (SMP) terkena imbas pelemahan rupiah, program tersebut masih berjalan sesuai target.
Terkait dengan pelemahan rupiah, Suhartoko menilai hal itu akan mempengaruhi biaya komponen RFID yang dilakukan PT Inti (Persero). Untuk itu, PT Inti telah mengajukan perubahan anggaran ke Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Tujuannya untuk mengevaluasi revisi anggaran yang diajukan PT Inti.
"Di sisi harga, PT Inti telah mengajukan koreksi harga atas dasar dolar AS naik dan suku bunga naik. Itu melalui BPKP," tuturnya. (Pew/Ndw)
"Target tetap 1 Juli," jelas Senior Vice President Retail Marketing Pertamina Suhartoko di Jakarta, Jumat (29/11/2013).
Suhartoko juga memastikan perseroan tidak mengenaikan biaya untuk pemasangan RFID di kendaraan. Tak hanya itu, Pertamina juga tidak menetapkan batas waktu pemasangan RFID.
"Ada dua isu, pasang RFID bayar itu tidak benar. Kami juga tidak batasi sampai November," pungkasnya.
untuk program Sistem Monitoring Pengandalian (SMP) terkena imbas pelemahan rupiah, program tersebut masih berjalan sesuai target.
Terkait dengan pelemahan rupiah, Suhartoko menilai hal itu akan mempengaruhi biaya komponen RFID yang dilakukan PT Inti (Persero). Untuk itu, PT Inti telah mengajukan perubahan anggaran ke Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Tujuannya untuk mengevaluasi revisi anggaran yang diajukan PT Inti.
"Di sisi harga, PT Inti telah mengajukan koreksi harga atas dasar dolar AS naik dan suku bunga naik. Itu melalui BPKP," tuturnya. (Pew/Ndw)