Pelemahan nilai tukar rupiah yang belakangan menembus Rp 12 ribu per dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan mempengaruhi kinerja keuangan banyak perusahaan di akhir tahun.
Namun hal itu tak berlaku bagi perusahaan konstruksi milik pemerintah PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Direktur Keuangan Adhi Karya Supardi mengungkapkan perusahaannya tak terlalu mengkhawatirkan pelemahan rupiah karena selama ini pembelanjaan mayoritas menggunakan mata uang rupiah.
"Belanja kebutuhan kita kebetulan tidak terlalu banyak dolar. Dari sisi investasi ini belanja lokal semua, jadi artinya implikasinya nggak ada," ungkap dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Kantor Pusat Adhi Karya, Jakarta, Sabtu (30/11/2013).
Supardi menambahkan porsi untuk belanja dengan kebutuhan dolar selama tahun 2013 hanya sekitar 10% dari target total belanja anggaran sekitar Rp 650 miliar. "Dari sisi kontraktor kita lebih banyak dapat dolar, saat ini dapat dolar karena dia bayar dolar biasanya," tegas dia.
Dua hari lalu rupiah sempat menyentuh level Rp 12 ribu per dolar AS. Dikutip dari data Valuta Asing (Valas) Bloomberg, rupiah tercatat menembus level 12.013 per dolar AS pada perdagangan pukul 14:26 WIB Kamis (28/11/2013) lalu. Sebelumnya, rupiah sempat menyentuh level 12.025 per dolar AS pada perdagangan pukul 14:05 WIB.
Lelang Surat Utang Negara (SUN) yang hanya mampu menyerap dana US$ 190 juta dari target US$ 450 juta juga menjadi pemicu keterpurukan rupiah. Lemahnya rupiah hingga menyentuh level 12.000 per dolar AS merupakan peringatan awal bagi pemerintah Indonesia.
Kumpulkan 200 Tanda Tangan Projet Menager seluruh Indonesia
Di sisi lain, dalam rangka mendukung program BUMN Bersih yang dicanangkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, Adhi Karya sebagai salah satu perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang konstruksi hari ini mengumpulkan 200 Project Manager seluruh Indonesia untuk menandatangani kesepakatan anti korupsi.
"Kita kumpulkan di sini, semua orang teken fakta integritas untuk menjadikan Adhi BUMN bersih," ungkap Direktur Utama Adhi Karya, Kiswodarmawan.
Seluruh Project Manajer itu terdiri dari seluruh proyek Adhi Karya dari sektor Konstruksi dan sektor pembangunan di International Por Container (IPC).
Kiswo menambahkan acara ini merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk mendukung dan merealisasikan apa yang sudah diperintahkan oleh Dahlan Iskan beberapa waktu lalu.
"Kalau ada apa-apa jadi sejarah sudah jelas, ini bentuk formalitas dan komitmen kita, kita tidak main-main akan itu," tegas dia.
Kementrian BUMN pada tanggal 25 September 2013 lalu mulai mencanangkan program BUMN Bersih yang dikhususkan untuk seluruh perusahaan BUMN yang berjumlah 141 perusahaan.
Program ini diharapkan mampu memberikan contoh untuk Kementrian/Lembaga yang lain dimana komitmen untuk anti korupsi itu meruapakan satu hal yang penting dan patut untuk diutamakan.
Program BUMN bersih ini akhirnya telah ditutup Kementrian BUMN pada tanggal 31 Oktober lalu dan seluruh BUMN dinyatakan telah mendaftar. Dengan begitu seluruh peserta wajib menjalankan road map yang sudah dirumuskan oleh Kementrian BUMN. (Yas/Nrm)
Namun hal itu tak berlaku bagi perusahaan konstruksi milik pemerintah PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Direktur Keuangan Adhi Karya Supardi mengungkapkan perusahaannya tak terlalu mengkhawatirkan pelemahan rupiah karena selama ini pembelanjaan mayoritas menggunakan mata uang rupiah.
"Belanja kebutuhan kita kebetulan tidak terlalu banyak dolar. Dari sisi investasi ini belanja lokal semua, jadi artinya implikasinya nggak ada," ungkap dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Kantor Pusat Adhi Karya, Jakarta, Sabtu (30/11/2013).
Supardi menambahkan porsi untuk belanja dengan kebutuhan dolar selama tahun 2013 hanya sekitar 10% dari target total belanja anggaran sekitar Rp 650 miliar. "Dari sisi kontraktor kita lebih banyak dapat dolar, saat ini dapat dolar karena dia bayar dolar biasanya," tegas dia.
Dua hari lalu rupiah sempat menyentuh level Rp 12 ribu per dolar AS. Dikutip dari data Valuta Asing (Valas) Bloomberg, rupiah tercatat menembus level 12.013 per dolar AS pada perdagangan pukul 14:26 WIB Kamis (28/11/2013) lalu. Sebelumnya, rupiah sempat menyentuh level 12.025 per dolar AS pada perdagangan pukul 14:05 WIB.
Lelang Surat Utang Negara (SUN) yang hanya mampu menyerap dana US$ 190 juta dari target US$ 450 juta juga menjadi pemicu keterpurukan rupiah. Lemahnya rupiah hingga menyentuh level 12.000 per dolar AS merupakan peringatan awal bagi pemerintah Indonesia.
Kumpulkan 200 Tanda Tangan Projet Menager seluruh Indonesia
Di sisi lain, dalam rangka mendukung program BUMN Bersih yang dicanangkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, Adhi Karya sebagai salah satu perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang konstruksi hari ini mengumpulkan 200 Project Manager seluruh Indonesia untuk menandatangani kesepakatan anti korupsi.
"Kita kumpulkan di sini, semua orang teken fakta integritas untuk menjadikan Adhi BUMN bersih," ungkap Direktur Utama Adhi Karya, Kiswodarmawan.
Seluruh Project Manajer itu terdiri dari seluruh proyek Adhi Karya dari sektor Konstruksi dan sektor pembangunan di International Por Container (IPC).
Kiswo menambahkan acara ini merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk mendukung dan merealisasikan apa yang sudah diperintahkan oleh Dahlan Iskan beberapa waktu lalu.
"Kalau ada apa-apa jadi sejarah sudah jelas, ini bentuk formalitas dan komitmen kita, kita tidak main-main akan itu," tegas dia.
Kementrian BUMN pada tanggal 25 September 2013 lalu mulai mencanangkan program BUMN Bersih yang dikhususkan untuk seluruh perusahaan BUMN yang berjumlah 141 perusahaan.
Program ini diharapkan mampu memberikan contoh untuk Kementrian/Lembaga yang lain dimana komitmen untuk anti korupsi itu meruapakan satu hal yang penting dan patut untuk diutamakan.
Program BUMN bersih ini akhirnya telah ditutup Kementrian BUMN pada tanggal 31 Oktober lalu dan seluruh BUMN dinyatakan telah mendaftar. Dengan begitu seluruh peserta wajib menjalankan road map yang sudah dirumuskan oleh Kementrian BUMN. (Yas/Nrm)