Jadwal pemasangan Sistem Monitoring Pengendalian Bahan Bakar Minyak (SMP BBM) dengan memanfaatkan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) yang tidak jelas telah membuat pengendara mobil mengaku kecewa.
Seorang pemilik kendaraan yang ingin memasang RFID, Sofyan (34) mengungkapkan, ada ketidakjelasan jadwal pemasangan RFID dan proses pemasangan RFID.
"Kemarin mau daftar bawa mobil, sekarang daftar dulu. Di Buaran Duren Sawit langsung, di sini harus daftar dulu seminggu, jadi tidak jelas," kata Sofyan saat berbincang dengan Liputan6.com, di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34-12510 Jalan TB Simatupang Jakarta,  Minggu (1/12/2013).
Sofyan menilai, pemasangan RFID saat ini belum efisien. Hal itu karena masyarakat tidak mendapat kepastian jumlah RFID yang dikeluarkan PT Inti (Persero)Â untuk dipasangkan pada kendaraan setiap harinya.
"Saya kira kurang efisien, tidak jelas untuk jumlah unit ada batasannya. Kalau sudah datang terus habis kan waktunya terbuang, kita kan kerja," tegasnya.
Pegawai Bank swasta tersebut menambahkan, dengan ketidakpastian tersebut membuat kecewa para pemilik kendaraan yang ingin memasang RFID. Karena terbatasnya komponen, pemilik kendaraan harus mengurungkan niatnya untuk memasang RFID.
"Saya kecewa, Sabtu sudah datang ke sini tutup, ini Minggu datang lagi ke sini masih tutup. Ini pelayanan penjaga petugasnya belum ada," pungkasnya.
Pantauan Liputan6.com, Minggu pagi (1/12/2013) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34-12510 Jalan TB Simatupang Jakarta, puluhan mobil telah terparkir di SPBU tersebut untuk memasang RFID. Namun sampai pukul 09.30 WIB, petugas pemasang RFID belum juga membuka outletnya.
PT Pertamina (Persero) telah menggandeng PT Inti (Persero) untuk menjalankan Program Sistem Monitoring Pengendalian Bahan Bakar Minyak (SMP BBM) dengan memanfaatkan tehnologi Radio Frequency Identification (RFID).
Senior Vice President Retail Marketing Pertamina, Suhartoko mengatakan, sampai 27 November 2013 komponen RFID yang sudah didatangkan mencapai 819 ribu unit, sedangkan yang sudah terpasang sampai kemarin lusa 4 ribu unit.
"Target RFID komponen dolar sudah terbeli 819 ribu, terakhir dua hari lalu saya tau 4000 sehari," tutup Suhartoko. (Pew/Ahm)
Seorang pemilik kendaraan yang ingin memasang RFID, Sofyan (34) mengungkapkan, ada ketidakjelasan jadwal pemasangan RFID dan proses pemasangan RFID.
"Kemarin mau daftar bawa mobil, sekarang daftar dulu. Di Buaran Duren Sawit langsung, di sini harus daftar dulu seminggu, jadi tidak jelas," kata Sofyan saat berbincang dengan Liputan6.com, di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34-12510 Jalan TB Simatupang Jakarta,  Minggu (1/12/2013).
Sofyan menilai, pemasangan RFID saat ini belum efisien. Hal itu karena masyarakat tidak mendapat kepastian jumlah RFID yang dikeluarkan PT Inti (Persero)Â untuk dipasangkan pada kendaraan setiap harinya.
"Saya kira kurang efisien, tidak jelas untuk jumlah unit ada batasannya. Kalau sudah datang terus habis kan waktunya terbuang, kita kan kerja," tegasnya.
Pegawai Bank swasta tersebut menambahkan, dengan ketidakpastian tersebut membuat kecewa para pemilik kendaraan yang ingin memasang RFID. Karena terbatasnya komponen, pemilik kendaraan harus mengurungkan niatnya untuk memasang RFID.
"Saya kecewa, Sabtu sudah datang ke sini tutup, ini Minggu datang lagi ke sini masih tutup. Ini pelayanan penjaga petugasnya belum ada," pungkasnya.
Pantauan Liputan6.com, Minggu pagi (1/12/2013) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34-12510 Jalan TB Simatupang Jakarta, puluhan mobil telah terparkir di SPBU tersebut untuk memasang RFID. Namun sampai pukul 09.30 WIB, petugas pemasang RFID belum juga membuka outletnya.
PT Pertamina (Persero) telah menggandeng PT Inti (Persero) untuk menjalankan Program Sistem Monitoring Pengendalian Bahan Bakar Minyak (SMP BBM) dengan memanfaatkan tehnologi Radio Frequency Identification (RFID).
Senior Vice President Retail Marketing Pertamina, Suhartoko mengatakan, sampai 27 November 2013 komponen RFID yang sudah didatangkan mencapai 819 ribu unit, sedangkan yang sudah terpasang sampai kemarin lusa 4 ribu unit.
"Target RFID komponen dolar sudah terbeli 819 ribu, terakhir dua hari lalu saya tau 4000 sehari," tutup Suhartoko. (Pew/Ahm)