Sukses

Harga Buah Impor Naik Akibat Pelemahan Rupiah

"Rata-rata buah yang dari luar ini pada naik harganya. Jadi saya juga terpaksa naikkan harga jual," kata Heri, pedagang buah di Pasar Tebet.

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berdampak terhadap harga jual buah-buahan impor. Salah satu pedagang buah di PD Pasar Jaya Tebet, Jakarta Selatan, Heri mengatakan, beberapa buah asal AS, China dan Thailand terkena imbas dari anjloknya nilai tukar rupiah ini.

"Rata-rata buah yang dari luar ini pada naik harganya. Jadi saya juga terpaksa naikkan harga jual, ya enggak banyak sih," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (2/12/2013).

Hal senada juga dikatakan Samsudin (48). Dia bahkan menyebutkan selain buah impor, buahan lokal pun ikut mengalami kenaikan harga. Namun kenaikan ini lebih disebabkan karena faktor cuaca yang tengah mengalami peralihan.

"Impor ada kenaikan sedikit karena rupiah. Lokal juga ada beberapa yang naik, sebab cuacanya lagi enggak tentu, harusnya musim hujan, tapi masih panas juga kan dibeberapa daerah, jadi mungkin pengaruh ke panen buahnya," katanya.

Berikut harga beberapa buah berdasarkan pantauan Liputan6.com:

Harga buah impor:

- Lengkeng asal Thailand naik dari Rp 200 ribu menjadi 230 ribu per dus ukuran 12 kilogram (kg).
- Buah naga asal China naik dari Rp 120 ribu menjadi per 135 per dus isi 24 buah.
- Apel merah asal AS naik dari Rp 350 ribu menjadi Rp 390 ribu per dus ukuran 20 kg
- Anggur merah asal AS naik dari Rp 350 ribu menjadi Rp 400 ribu per keranjang ukuran 10 kg.
- Jeruk ponkam (jeruk mandarin) asal China naik dari Rp 100 ribu menjadi Rp 120 per dus ukuran 10 kg.

Harga buah lokal:

- Semangka naik dari Rp 5 ribu menjadi Rp 7 ribu per kg
- Jeruk naik dari Rp 7 ribu menjadi Rp 8 ribu per kg
- Pepaya Rp 5 ribu per kg
- Melon naik dari Rp 5 ribu menjadi Rp 7 ribu per kg.
- Pisang ambon Rp 15 ribu per sisir
- Jambu air Rp 7 ribu per kg