Musim hujan seolah membawa angin segar bagi Indonesia untuk bisa menurunkan angka impor komoditas hortikultura, semisal sayuran. Terbukti, nilai impor sayuran dari beberapa negara besar menyusut signifikan pada periode Oktober 2013 kecuali India dan Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Selasa (3/12/2013), total nilai impor sayuran pada Oktober lalu jeblok dari US$ 63,16 juta pada September 2013 menjadi US$ 28,31 juta. Penurunan nilai impor ini disumbang dari China yang menyusutkan pasokan sayuran ke Indonesia dari US$ 36,72 juta menjadi US$ 16,40 juta. Disusul dengan Myanmar dengan realisasi nilai impor US$ 783,87 ribu dari periode sebelumnya US$ 2,53 juta.
Data BPS menegaskan, nilai impor sayuran dari Australia juga terpangkas dari US$ 5,08 juta pada September ini menjadi US$ 2,26 juta sepanjang Oktober 2013. Impor sayur juga berasal dari negara lain sebesar US$ 2,98 juta atau melorot dari sebelumnya US$ 5,73 juta.
Namun di tengah penurunan importasi tersebut, India dan Amerika Serikat (AS) justru mencatatkan kenaikan nilai impor masing-masing sebesar US$ 2,89 juta dan US$ 4,01 juta di bulan kesepuluh ini. Sebulan sebelumnya, kedua negara mengekspor sayuran ke Indonesia dengan nilai US$ 704,89 ribu dan US$ 2,39 juta.
Secara akumulatif, nilai impor sayuran Indonesia dalam kurun waktu Januari-Oktober 2013 sebesar US$ 661,63 juta dengan berat mencapai 688,39 juta kilogram (kg).
Di sisi lain, realisasi nilai impor buah-buahan cenderung meningkat dari total US$ 46,09 juta di Septermber 2013 menjadi US$ 48,89 juta pada Oktober ini. Secara keseluruhan selama periode sepuluh bulan tahun ini, nilai impor buah-buahan menembus US$ 662,27 juta.
Impor buah-buahan terbesar datang dari China US$ 18,47 juta, AS sebesar US$ 10,71 juta, Thailand US$ 6,54 juta, Australia sebesar US$ 2,52 juta, Vietnam US$ 1,97 juta, dan dari negara lainnya US$ 6,69 juta.(Fik/Shd)
Dikutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Selasa (3/12/2013), total nilai impor sayuran pada Oktober lalu jeblok dari US$ 63,16 juta pada September 2013 menjadi US$ 28,31 juta. Penurunan nilai impor ini disumbang dari China yang menyusutkan pasokan sayuran ke Indonesia dari US$ 36,72 juta menjadi US$ 16,40 juta. Disusul dengan Myanmar dengan realisasi nilai impor US$ 783,87 ribu dari periode sebelumnya US$ 2,53 juta.
Data BPS menegaskan, nilai impor sayuran dari Australia juga terpangkas dari US$ 5,08 juta pada September ini menjadi US$ 2,26 juta sepanjang Oktober 2013. Impor sayur juga berasal dari negara lain sebesar US$ 2,98 juta atau melorot dari sebelumnya US$ 5,73 juta.
Namun di tengah penurunan importasi tersebut, India dan Amerika Serikat (AS) justru mencatatkan kenaikan nilai impor masing-masing sebesar US$ 2,89 juta dan US$ 4,01 juta di bulan kesepuluh ini. Sebulan sebelumnya, kedua negara mengekspor sayuran ke Indonesia dengan nilai US$ 704,89 ribu dan US$ 2,39 juta.
Secara akumulatif, nilai impor sayuran Indonesia dalam kurun waktu Januari-Oktober 2013 sebesar US$ 661,63 juta dengan berat mencapai 688,39 juta kilogram (kg).
Di sisi lain, realisasi nilai impor buah-buahan cenderung meningkat dari total US$ 46,09 juta di Septermber 2013 menjadi US$ 48,89 juta pada Oktober ini. Secara keseluruhan selama periode sepuluh bulan tahun ini, nilai impor buah-buahan menembus US$ 662,27 juta.
Impor buah-buahan terbesar datang dari China US$ 18,47 juta, AS sebesar US$ 10,71 juta, Thailand US$ 6,54 juta, Australia sebesar US$ 2,52 juta, Vietnam US$ 1,97 juta, dan dari negara lainnya US$ 6,69 juta.(Fik/Shd)