Sukses

BI: Rupiah 11.000-11.500 per US$ Sudah Pas

BI menuding aksi simpang dolar AS yang dilakukan eksportir sebagai biang keladi pelemahan nilai tukar rupiah.

Banyaknya eksportir yang memarkir dolar Amerika Serikat (AS) diluar negeri dituding menjadi salah satu pemicu pelemahan nilai tukar rupiah dalam beberapa bulan terakhir. Rupiah makin melemah seiring tingginya permintaan valuta asing (Valas) di dalam negeri.

Deputy Gubernur Bank Indonesia, Mirza Adityaswara memgimbau para eksportir seharusnya sudah mulai menjual kembali dolar AS yang dimilikinya saat ini.

"Rupiah di 11.000-11.500 itu sudah pas, karena terbukti dari neraca perdagangan surplus," ungkap Mirza saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (3/12/2013).

Mirza mengungkapkan jika pelemahan rupiah terus terjadi di tengah kondisi neraca transaksi pembayaran yang mulai menunjukkan surplus, hal itu akan berdampak negatif bagi perekonomian Indonesia.

Untuk itu, BI mengimbau para eksportir untuk melepas kepemilikan dolar AS selagi nilai tukar rupiah masih diatas angka yang pas. Bank sentral juga mengingatkan eksportir kemungkinan adanya intervensi BI terhadap kurs rupiah.

"Memang saat kurs 9.500 current account kita surplus, 11.000-11.500 itu pas, di atas itu oversold. Karena demand impor ada terus," tegas Mirza.

Ditambahkannya, BI masih optimistis laju nilai tukar rupiah masih akan membaik di akhir bulan kendati tren pelemahan rupiah terus terjadi. Terlebih lagi rasio defisit neraca transaksi berjalan (current account) terhadap PDB masih di bawah 4%.

"Yang jelas, neraca perdagangannya sudah menunjukkan hasil yang seperti diharapkan, sudah surplus. Artinya defisit current account di kuartal I kita 4,4% dari PDB, kuartal II 3,8% kuartal II antara 3,4%-3,5% PDB," kata Mirza.

Pada perdagangan hari ini, rupiah kembali melemah setelah sempat menguat 1,6% akibat surplus neraca perdagangan Oktober sebesar US$ 42,4 juta.

Kurs rupiah di pasar lokal pagi ini tercatat melemah 0,6% ke level 11.840 per dolar AS. Sementara rupiah di pasar luar negeri juga melemah 0,5% ke level 11.855, atau diperdagangkan 0,1% lebih rendah dari harga spot.(Yas/Shd)