Sukses

Indonesia Siap 'Ancam' Investasi di Luar Negeri

Indonesia mampu menjadi pemain global dengan seiring ekspansi perusahaan lokal ke luar negeri dalam beberapa tahun terakhir.

Menjamurnya perusahaan Indonesia di luar negeri dalam beberapa tahun terakhir ini mendorong peningkatan aliran investasi domestik yang masuk ke berbagai negara.  Kondisi ini menunjukkan Indonesia bisa menjadi pemain global yang mampu "menjajah" investasi global.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Mahendra Siregar mengaku, pihaknya mendorong penanaman investasi Indonesia di luar negeri (outward investment).

"Jadi sudah saatnya Indonesia menjadi pemain global. Outward Investment tidak akan mengancam negara ini, karena sekarang kita yang mau mengancam (investasi di negara lain). Jadi gantian," tegas dia dalam acara HSBC Outlook Economic 2014 di Jakarta, Rabu (4/12/2013).

Mahendra menjelaskan, rasio investasi domestik saat ini hampir menyalip penanaman modal asing (PMA) dengan perbandingan 1:2. Realisasi nilai investasi domestik tercatat Rp 33 triliun, sedangkan aliran investasi asing langsung mencapai Rp 73 triliun.

"Kita beruntung bahwa persentase PMA lebih banyak berasal dari perusahaan Indonesia mulai dari kepemilikan saham 1% sampai mayoritas. Banyak juga perusahaan Indonesia berbasis di Singapura, Hong Kong supaya lebih mudah dalam mengakses pasar sehingga investasi asal domestik di luar negeri naik sekitar 40%-50%," jelas dia.

Sebelumnya, BKPM melaporkan hasil pencapaian investasi dalam kurun waktu kuartal III 2013 yang menembus Rp 100,5 triliun. Angka ini menorehkan sejarah pertama kalinya untuk realisasi investasi kuartalan.

"Pertama kalinya dalam sejarah Indonesia investasi baik PMA dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) secara triwulanan melampaui Rp 100 triliun. Di mana sepanjang Juli-September ini sebesar Rp 100,5 triliun," kata Mahendra.

Sementara itu, realisasi investasi pada Januari-September 2013 menembus Rp 293,3 triliun atau meningkat 27,6% dari tahun sebelumnya di periode yang sama 2012 sebesar Rp 229,9 triliun.

"PMDN sepanjang sembilan bulan pertama meraih Rp 94,1 triliun dan PMA mencapai Rp 199,2 triliun," ujar dia. (Fik/Ahm)