Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik tersinggung dengan pemberitaan media yang dianggapnya membelokan namanya menjadi Jeroan.
Jero mengatakan, kejadian tersebut seharusnya tidak boleh dilakukan karena nama Jero merupakan nama suci yang diberikan oleh tuhan kepada dirinya.
"Jero di Bali itu sakral, saya jadi Jero Wacik itu di pura, itu pemberian nama Tuhan kepada saya, masa jadi Jeroan," gerutu Jero di gedung DPR Jakarta, Kamis (5/12/2013).
Menurut Jero, dengan dipelesetkan nama Jero menjadi Jeroan, media dianggap telah melanggar etika. "Nulis nama saya Jeroan, nggak boleh begitu, media besar koran besar, harus punya etika," ungkapnya.
Menteri yang sebelumnya juga politisi ini terlihat kesal dengan pemberitaan media yang menganggapnya gagap setelah diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jero justru merasa dirinya mengaku nyaman ketika diperiksa oleh KPK.
"Misalnya saya dibilang gagap, nggak. Saya di KPK nyaman, penyidik baik santun," katanya
Klaim rasa nyaman tersebut dikarenakan para penyidik menanyakan hal yang sesuai dengan subtansinya. "Misal uang US$ 200 juta tidak ditanya, saya nggak tahu memang untuk siapa dan dari mana," kilahnya. (Pew/Shd)
Jero mengatakan, kejadian tersebut seharusnya tidak boleh dilakukan karena nama Jero merupakan nama suci yang diberikan oleh tuhan kepada dirinya.
"Jero di Bali itu sakral, saya jadi Jero Wacik itu di pura, itu pemberian nama Tuhan kepada saya, masa jadi Jeroan," gerutu Jero di gedung DPR Jakarta, Kamis (5/12/2013).
Menurut Jero, dengan dipelesetkan nama Jero menjadi Jeroan, media dianggap telah melanggar etika. "Nulis nama saya Jeroan, nggak boleh begitu, media besar koran besar, harus punya etika," ungkapnya.
Menteri yang sebelumnya juga politisi ini terlihat kesal dengan pemberitaan media yang menganggapnya gagap setelah diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jero justru merasa dirinya mengaku nyaman ketika diperiksa oleh KPK.
"Misalnya saya dibilang gagap, nggak. Saya di KPK nyaman, penyidik baik santun," katanya
Klaim rasa nyaman tersebut dikarenakan para penyidik menanyakan hal yang sesuai dengan subtansinya. "Misal uang US$ 200 juta tidak ditanya, saya nggak tahu memang untuk siapa dan dari mana," kilahnya. (Pew/Shd)