Sukses

Adhi Karya Punya Jurus Penangkal Pelemahan Rupiah

Rupiah melemah tembus 12.000 terhadap dolar Amerika Serikat berimbas kepada emiten konstruksi seiring sebagian besar komponen dari impor.

Dampak pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang sempat menyentuh Rp 12.000 per dolar AS, berimbas pada kepada emiten di sektor konstruksi. Pasalnya, komponen yang dimiliki oleh perseroan sebagian besar didapatkan dari impor.

Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk (ADHI), Kiswodarmawan mengatakan, dampak pelemahan rupiah sangatlah berimbas kepada perseroan. Meskipun begitu, perseroan memiliki solusi khusus untuk meredam dampak pelemahan rupiah tersebut.

"Pelemahan rupiah sangat berimbas kepada kami, mau tidak mau kita harus terkena dampaknya, karena sektor konstruksi sangat berpengaruh sekali, tapi kami punya cara khusus untuk menanganinya," ujar Kiswo ketika ditemui saat acara paparan publik perseroan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (5/12/2013).

Kiswo menjelaskan, perseroan khawatir dampak pelemahan rupiah mengganggu pembangunan proyek yang sedang berjalan. Sehingga perseroan mempunyai tim Optimalisasi Value Engineering di setiap lini, agar bisa menangani penurunan nilai rupiah terhadap mekanisme bisnis yang sedang dijalankan perseroan saat ini.

"Pelemahan rupiah sehingga bengkak biaya konstruksi yang kami sedang jalankan. Tapi kami punya tim agar bisa meminimalisir biaya konstruksi," tegasnya.

Perseroan juga tidak mengalami kendala yang banyak terhadap pelemahan rupiah terhadap proyek-proyek baru yang sedang dijalankan.  Setiap proyek yang dijalankan, perseroan terus melakukan update harga bahan baku yang akan digunakan.

Adapun anak usaha perseroan, dengan terjadi nilai tukar rupiah tidak berasa dampaknya di sektor properti, karena pelemahan rupiah dampaknya kenaikan harga bahan baku yang akan dibebankan kepada semua konsumen perseroan.

"Semua konsumen properti akan terkena imbasnya dari pelemahan rupiah, maka konsumen akan merasakan kenaikan dari harga bahan baku yang sedang ditanggung oleh perseroan," tutup Kiswo.  (Dis/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.