Sukses

PLTN Dibangun di Jakarta, DEN: Itu Terlalu Berbahaya

Anggota Dewan Energi Nasional Tumiran menolak wacana PLTN di Jakarta karena dinilai terlalu berbahaya.

Anggota Dewan Energi Nasional Tumiran menolak wacana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Jakarta karena dinilai terlalu berbahaya.

"Jakarta itu berada di ring of fire, ada gunung krakatau yang kita tidak tahu kapan akan meletus. Belajarlah dari Jepang, saat tsunami dan gempa melanda 2011, PLTN Fukushima bocor dan imbasnya luar biasa" jelas Tumiran saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (7/12/2013).

Pakar energi dari Universitas Gadjah Mada itu menjelaskan, pembangunan pembangkit berbahan bakar nuklir sebaiknya tidak dilakukan di pusat pemerintah seperti Jakarta. Apalagi Jakarta telah memiliki pasokan yang memadai dari sistem kelistrikan Jawa Bali.

"Jakarta itu lebih baik dipasok dari berbagai daerah. Jepang saja tidak membangun PLTN di ibukota negara," tuturnya.

Dia juga mengingatkan cadangan uranium yang dimiliki Indonesia juga tidak terlalu besar. Tumiran khawatir setelah beroperasi beberapa tahun pembangkit tersebut malah kehabisan pasokan uranium sehingga malah harus mengimpor dari negara lain.

Tak hanya itu, biaya investasi untuk membangun PLTN juga jauh lebih mahal dibandingkan pembangkit jenis lainnya.

"Belum lagi gejolak sosialnya, pasti ada penolakan dari warga Jakarta," terang Tumiran.

Hal senada diungkapkan Manajer Komunikasi Senior Korporat PLN Bambang Dwiyanto yang menilai pembangunan PLTN di Jakarta tidak perlu dilakukan. 

"Jakarta itu tersambung dengan sistem kelistrikan Jawa Bali yang cadangan listriknya sampai 35% dari total kebutuhan," kata Bambang.

Sekadar informasi, kebutuhan listrik di ibukota terus meningkat hingga mencapai 6.500 megawatt (MW) per bulan. Hal itu memunculkan wacana untuk pembangunan PLTN dengan kapasitas 2.000 MW di Ibukota.

Kepala Dinas Energi dan Perindustrian DKI Jakarta Andi Baso mengaku bakal melakukan studi kelayakan atau feasibility study (FS) untuk merealisasikan rencana itu.

"Saya malah berpikir kenapa tidak coba tenaga nuklir. Kenapa takut? Tapi pokoknya besok FS-nya kita coba. Kita paparkan kemungkinannya ke Gubernur dan Wagub. Nanti beliau yang tentukan," ujar Andi Baso. (Ndw) 

Video Terkini