Sukses

Pertamina Ujicoba BBG pada Kendaraan Berat Pertambangan

Penggunaan BBG pada alat berat pertambangan sudah diberlakukan di negara seperti AS, Kanada, Austrakia, dan China.

PT Pertamina (Persero) melalui sinergi tiga anak perusahaannya, melaksanakan proyek percobaan (pilot project) penggunaan gas alam cair (liquid natural gas/LNG)  sebagai bahan bakar untuk alat transportasi di areal pertambangan.
 
Direktur Umum Pertamina Luhur Budi Djatmiko mengatakan, program ini merupakan bagian dari upaya diversifikasi energi dengan memanfaatkan LNG sebagai bahan bakar di sektor transportasi.
 
"Upaya ini diyakini akan berhasil karena telah didukung oleh proven technology dan diimplementasikan di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan China," kata Luhur, dalam laporan tertulisnya, di Jakarta, Minggu (8/12/2013).

Sebagai pilot project Pertamina, LNG akan diaplikasikan untuk kendaraan pertambangan batubara Indominco Mandiri di Kalimantan yang akan dilaksanakan sampai tahun 2014. Dalam tahap awal, LNG akan digunakan untuk hauling truck Volvo FH 16 550 HP yang telah dilengkapi dengan converter kit sebelum dilanjutkan pada kendaraan-kendaraan berat lainnya, seperti inpit dump truck dan juga tug boat.

Pertamina berharap, mulai 2015 atau di akhir tahun 2014, tahap komersial sampai  full scale project akan tercapai pada proyek ini. Dalam tahap full scale project, kebutuhan LNG untuk seluruh kendaraan berat Indominco diperkirakan mencapai sekitar 160 ribu meter kubik (m3) per tahun.

"Langkah ini merupakan terobosan aksi korporasi Pertamina untuk mendukung program pemerintah dalam mendiversifikasi dan mengkonversi bahan bakar dari penggunaan BBM ke gas/LNG untuk menjaga ketahanan energi nasional," tutur Luhur.
 
Pertamina memproyeksikan penggunaan LNG pada sektor transportasi akan mencapai 0,4 juta ton per tahun pada 2015 dan diperkirakan mencapai 1,3 juta ton per tahun pada 2019. Kebutuhan tersebut telah memasukan asumsi penggunaan LNG pada kendaraan berat tambang dan perkebunan, bus jarak jauh, namun belum termasuk kereta api dan kapal laut.

Dengan jumlah penggunaan LNG tersebut, volume BBM jenis diesel yang dapat dikurangi bisa mencapai 0,9 juta kiloliter pada 2015 dan sekitar 3 juta kiloliter pada 2019.
 
"Penghematan baik bagi perusahaan sebagai pengguna LNG maupun penghematan devisa Negara sebagai implikasi dari menurunnya impor BBM Solar berpotensi akan terus meningkat apabila diiringi dengan pembangunan infrastruktur yang lebih baik dan lebih cepat," paparnya.

Dari segi energi yang dibutuhkan, Indominco selaku konsumen pengguna LNG sebagai bahan bakar akan memperoleh penghematan sekitar 27%, yang dengan sendirinya akan meningkatkan daya saing konsumen.

Penggunaan LNG sebagai bahan bakar kendaraan juga bermanfaat untuk mengurangi emisi karbon dan di sisi lain terdapat potensi memperoleh insentif dari Clean Development Mechanism (CDM) dari sektor energi.

"Kami juga sangat mengapresiasi Indominco Mandiri sebagai perusahaan tambang batubara yang menjadi salah satu perusahaan pelopor penggunaan LNG bagi kendaraan operasionalnya. Kami berharap sinergi ini dapat menjadi contoh yang baik untuk upaya penggalakan pemanfaatan LNG untuk transportasi," pungkasnya.

Ketiga anak usaha tersebut adalah  PT Pertamina Gas, PT Nusantara Regas, dan PT Badak NGL, bekerjasama dengan PT Indominco Mandiri. (Pew/Shd)