Harga minyak Amerika Serikat (AS) turun pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) di tengah meningkatnya kekhawatiran Bank Sentral AS (The Fed) bakal menarik program stimulus moneter.
Seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (12/12/2013), harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2014 turun US$ 1,07 menjadi US$ 97,44 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Januari 2014 naik US$ 32 sen menjadi US$ 109,7 per barel .
Para perunding dalam Kongres AS telah mencapai kesepakatan untuk untuk mendanai pemerintah federal guna mencegah penutupan (shutdown) kembali kantor pemerintah pada 15 Januari 2014.
Kesepakatan itu akan menetapkan jumlah pengeluaran bagi pemerintah federal dalam dua tahun ke depan dan mematikan rencana pemotongan anggaran belanja pemerintah secara otomatis. Kesepakatan anggaran itu masih kedua fraksi di Kongres AS.
Sayangnya, kesepakatan itu gagal untuk mendongkrak harga minyak karena pengendalian fiskal memberi sinyal kepada The Fed untuk menarik kebijakan pelonggaran kuantitatif (QE) pada pertemuan yang digelar 17-18 Desember 2013.
Bank investasi Merrill Lynch percaya jika Fed menghentikan pembelian obligasi bulanan senilai US$ 85 miliar AS pada 2014, kemungkinan bakal berdampak kepada negara berkembang, pengetatan kondisi keuangan juga akan menciptakan lingkungan yang menantang untuk pertumbuhan ekonomi dan membuat harga minyak tertekan.
Sementara itu Energy Information Administration (EIA), badan statistik dari Departemen Energi AS baru saja merilis laporan stok minyak AS pada pekan lalu. Lapotan itu menyebutkan stok minyak AS turun 10,6 juta barel menjadi 375,2 juta, atau lebih tinggi tiga kali lipat dari prediksi analis sebesar 3 juta barel. (Ndw)
Seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (12/12/2013), harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2014 turun US$ 1,07 menjadi US$ 97,44 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Januari 2014 naik US$ 32 sen menjadi US$ 109,7 per barel .
Para perunding dalam Kongres AS telah mencapai kesepakatan untuk untuk mendanai pemerintah federal guna mencegah penutupan (shutdown) kembali kantor pemerintah pada 15 Januari 2014.
Kesepakatan itu akan menetapkan jumlah pengeluaran bagi pemerintah federal dalam dua tahun ke depan dan mematikan rencana pemotongan anggaran belanja pemerintah secara otomatis. Kesepakatan anggaran itu masih kedua fraksi di Kongres AS.
Sayangnya, kesepakatan itu gagal untuk mendongkrak harga minyak karena pengendalian fiskal memberi sinyal kepada The Fed untuk menarik kebijakan pelonggaran kuantitatif (QE) pada pertemuan yang digelar 17-18 Desember 2013.
Bank investasi Merrill Lynch percaya jika Fed menghentikan pembelian obligasi bulanan senilai US$ 85 miliar AS pada 2014, kemungkinan bakal berdampak kepada negara berkembang, pengetatan kondisi keuangan juga akan menciptakan lingkungan yang menantang untuk pertumbuhan ekonomi dan membuat harga minyak tertekan.
Sementara itu Energy Information Administration (EIA), badan statistik dari Departemen Energi AS baru saja merilis laporan stok minyak AS pada pekan lalu. Lapotan itu menyebutkan stok minyak AS turun 10,6 juta barel menjadi 375,2 juta, atau lebih tinggi tiga kali lipat dari prediksi analis sebesar 3 juta barel. (Ndw)