Sukses

Pertagas Ajak PGN Berbagi Saluran Pipa Gas

Pertagas menilai kebijakan opesn access akan menguntungkan pemerintah, industri, dan masyarakat.

Perdebatan kebijakan open access pipa gas semakin memanah, dua perusahaan milik pemerintah, PT Pertamina Gas (Pertagas) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengeluarkan klaim guna memperkuat posisinya.

Pertagas yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero) yang tetap ngotot mendukung kebijakan open access pipa gas menilai langkah pemerintah tersebut akan memberikan banyak manfaat, baik bagi negara, industri pengguna gas maupun masyarakat.

Direktur Utama PT Pertagas Niaga, Jugi Prajugio mengatakan perusahaan saat ini telah melaksanakan skema open access pada pipi gas yang dimilikinya. Selama menjalankan skema tersebut, perusahaan mengaku tetap mendapatkan meraup keuntungan .

"Kami memang lebih suka open, sementara kawan kita lebih suka tertutup. Kalau open kan silahkan kalau mau masuk sampai penuh kapasitasnya. Kalau 1 pipa belum penuh, maka boleh dimasuki sampai penuh," ujarnya saat usai diskusi Open Access di Jakarta, Kamis (12/12/2013).

Diakui Pertagas, pipa gas yang dimilikinya sudah banyak yang menerapkan skema open access. Disisi lain, PGN yang sama-sama bergerak di bisnis penyedia gas, hanya memiliki sedikit pipa yang terbuka untuk perusahaan lain.

"Saya rasa Pertagas diatas 30 ruas sudah open access, artinya Pertagas menyukai open access sementara PGN jumlah pipa open-nya hanya 3 ruas sedang yang close-nya banyak," lanjutnya.

Selain ruas pipa yang sudah beroperasi, Pertagas juga mengaku tengah membangun pipa yang nantinya akan menerapkan skema open access. "Seperti Arun-Belawan 1 ruas, panjangnya 350 km, itu open access, selasainya target 2014 akhir. Kemudian Belawan-KIM (kawasan industri medan) 1 ruas 105 km open access, KIM-KEK Semangke (kawasan ekonomi khusus) 1 ruas dan Gresik-Semarang," jelasnya.

Dari pengalamannya selama ini, Pertagas menilai skema open access tidak ada salah diterapkan pula PGN. Bahkan dirinya Jugi berharap PGN dapat berbagi pipa tersebut kepada Pertagas.

"Intinya bagi kami, kalau semakin bisa mendekatkan penyedia gas dengan konsumen itu akan lebih baik. Jadi kalau gas yang dikonsumsi industri itu lebih dekat sehingga bisa lebih murah, maka produk yang dihasilkan industri juga akan lebih murah. Karena yang namanya energi penting untuk industri dalam proses produksi, tidak ada industri yang tidak butuh energi," tandasnya.(Dny/Shd)