Rencana pemerintah menaikkan tarif listrik pada tahun depan dinilai tidak sejalan dengan misi pemerintah untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri.
Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Benny Soetrisno menilai kenaikan tarif listrik justru memotong usaha industri nasional untuk meningkatkan daya saing terutama saat menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 mendatang.
"Yang kami takutkan adalah rencana kenaikan tarif listrik lagi. Itu yang sebetulnya tidak inline dengan kehendak pemerintah untuk meningkatkan daya saing, itu akan memangkas kemampuan daya saing kita di industri manufaktur," ujar dia di Jakarta, Kamis (12/12/2013).
Dia mengatakan, dengan kenaikan tarif listrik yang salah satunya akan menyasar sektor industri, maka otomatis akan memberikan dampak kepada biaya produksi yang diperkirakan meningkat sebesar 3%-4%.
Menurut dia, pemerintah sejatinya sudah meraup keuntungan dari kenaikan tarif listrik di tahun ini. Sebab itu tak ada alasan lagi untuk melakukan hal serupa tahun depan.
"Tahun ini sudah naik gross 18%. Tahun depan menurut Pak Jero Wacik (Menteri ESDM) listrik golongan I.4 akan dinaikan sebesar 67% dan golongan I.3 naik 63%, itu efek terhadap industri akan ada kenaikan ongkos sekitar 3%-4%. Industri itu kan punya 2 faktor pendukung yaitu power (energi) dan man power (pekerja)," tandas dia. (Dny/Nrm)
Pengusaha Tekstil Meradang Dengar Tarif Listrik Naik Lagi di 2014
Rencana pemerintah menaikkan tarif listrik di 2014 dinilai tidak sejalan dengan misi pemerintah untuk meningkatkan daya saing nasional.
Advertisement