Menjadi negara tujuan bisnis perusahaan-perusahaan asing membuat biaya hidup sejumlah kota di dunia meroket. Khusus di kawasan Asia, ibukota Jepang, Tokyo masih bertengger di urutan pertama sebagai kota dengan biaya hidup paling mahal bagi para pekerja asing (ekspatriat).
Seperti dikutip dari laporan lembaga survei asal Inggris ECA International, meski bertahan di urutan pertama sebagai kota termahal, kebutuhan hidup sehari-hari para pekerja asing di Tokyo sebetulnya telah mengalami turun dalam selama satu tahun terakhir.
Terbukti, selisih biaya hidup di Singapura dan Jepang menipis dari 46% menjadi hanya 19% dalam 12 bulan terakhir. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kondisi tersebut adalah pelemahan nilai tukar yen terhadap dolar AS.
Sementara itu, di kawasan Asia, terjadi pergerakan harga yang sangat cepat dalam satu tahun terakhir. Namun dalam pendataannya, ECA International tidak mensurvei secara rinci biaya dan kebutuhan yang harus dikeluarkan para ekspatriat sehari-hari.
"Penting untuk diketahui, untuk kebutuhan hidup tertentu, seperti sewa tempat tinggal, biaya sekolah, pembelian mobil tidak termasuk dalam survei biaya hidup yang kami lakukan pada para ekspatriat," ungkap Direktur ECA International Kawasan Asia Lee Quane.
Laporan bertajuk ECA International's Cost of Living tersebut dikumpulkan berdasarkan data dari sejumlah survei yang dilakukan sejak September 2012 hingga 2013. Surveinya membahas biaya pemenuhan kebutuhan barang dan jasa di kota-kota tempat tinggal para ekspatriat.
Dalam survei kali ini, ECA diantaranya memasukan perhitungan biaya hidup para ekspatriat seperti harga susu dan daging serta kebutuhan lainnya seperti minuman, rokok, serta pakaian.
Berikut 10 kota di kawasan Asia dengan biaya hidup termahal:
1. Tokyo, Jepang
2. Beijing, China
3. Nagoya, Jepang
4. Shanghai, China
5. Yokohama, Jepang
6. Seoul, Korea Selatan
7. Osaka, Jepang
8. Hong Kong, China
9. Singapura, Singapura
10. Guangzhou, China.
(Shd)
Seperti dikutip dari laporan lembaga survei asal Inggris ECA International, meski bertahan di urutan pertama sebagai kota termahal, kebutuhan hidup sehari-hari para pekerja asing di Tokyo sebetulnya telah mengalami turun dalam selama satu tahun terakhir.
Terbukti, selisih biaya hidup di Singapura dan Jepang menipis dari 46% menjadi hanya 19% dalam 12 bulan terakhir. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kondisi tersebut adalah pelemahan nilai tukar yen terhadap dolar AS.
Sementara itu, di kawasan Asia, terjadi pergerakan harga yang sangat cepat dalam satu tahun terakhir. Namun dalam pendataannya, ECA International tidak mensurvei secara rinci biaya dan kebutuhan yang harus dikeluarkan para ekspatriat sehari-hari.
"Penting untuk diketahui, untuk kebutuhan hidup tertentu, seperti sewa tempat tinggal, biaya sekolah, pembelian mobil tidak termasuk dalam survei biaya hidup yang kami lakukan pada para ekspatriat," ungkap Direktur ECA International Kawasan Asia Lee Quane.
Laporan bertajuk ECA International's Cost of Living tersebut dikumpulkan berdasarkan data dari sejumlah survei yang dilakukan sejak September 2012 hingga 2013. Surveinya membahas biaya pemenuhan kebutuhan barang dan jasa di kota-kota tempat tinggal para ekspatriat.
Dalam survei kali ini, ECA diantaranya memasukan perhitungan biaya hidup para ekspatriat seperti harga susu dan daging serta kebutuhan lainnya seperti minuman, rokok, serta pakaian.
Berikut 10 kota di kawasan Asia dengan biaya hidup termahal:
1. Tokyo, Jepang
2. Beijing, China
3. Nagoya, Jepang
4. Shanghai, China
5. Yokohama, Jepang
6. Seoul, Korea Selatan
7. Osaka, Jepang
8. Hong Kong, China
9. Singapura, Singapura
10. Guangzhou, China.
(Shd)