Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi memastikan ketersediaan bahan kebutuhan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru aman.
Kondisi dini diprediksi berpengaruh pada tidak adanya lonjakan harga bahan kebutuhan pokok yang signifikan saat mendekati kedua momen besar tersebut.
"Untuk Natal dan Tahun baru, sampai saat ini terkendali, ketersediaan barang juga ada dan aman," ujar dia di Kantor Kementerian Pedagangan (Kemendag), Jakarta, Jumat (13/12/2013).
Dia menilai bila memang ada harga bahan kebutuhan pokok yang masih tinggi, hal tersebut bukan merupakan efek dari perayaan hari besar agama seperti Natal atau perayaan tahun baru.
Berdasarkan pantauan Kemendag, kalaupun ada masih yang harganya belum turun seperti daging sapi, itu karena bawaan dari bulan-bulan sebelumnya.
Meski demikian, tetap ada komoditas yang perlu diwaspadai agar tidak terjadi lonjakan harga yang tinggi, yaitu pada sayuran. Dengan masuknya musim hujan, maka produksi sayuran akan mengalami gangguan.
"Mungkin sayuran karena masuk musim hujan sehingga mulai terganggu produksinya, dimana biasanya akan lebih rendah dari musim lain," tutur dia.
Bayu menyebutkan, sayuran yang biasanya mengalami penurunan produksi seperti cabai. Terlebih beberapa waktu lalu terjadi gejolak letusan Gunung Sinabung, di mana daerah di sekitarnya seperti Tanah Karo merupakan penghasil terbesar cabai merah untuk wilayah Sumatera Utara. Gangguan produksi cabai di wilayah itu dikhawatirkan akan mendorong pembelian cabai dari Pulau Jawa.
Namun, diperkirakan masih ada komoditas yang mengalami penurunan harga, seperti daging ayam dan telur karena melimpahnya pasokan yang ikut mempengaruhi harga.
"Ayam dan telur justru posisinya malah rendah, sehingga kita akan cari solusinya, agar pasokannya tidak terlalu banyak. Tapi dalam hitungan 1 bulan ke depan tidak akan terlalu serius. (Untuk sayuran) kita dorong petani untuk tingkatkan produksi," papar Bayu.
Sementara itu, untuk tingkat inflasi jelang hari besar keagamaan yang juga berdekatan dengan perayaan tahun baru, Bayu memprediksi akan terjadi kenaikan. Ini seiring prediksi terjadinya penurunan transaksi akibat banyak masyarakat yang memilih untuk mengambil libur panjang pada kedua momen tersebut.
"Inflasi Desember akan lebih tinggi karena ada hari raya, praktis 2 minggu orang libur. Dari segi transportasi dan transaksi akan menurun, sehingga bulan Desember ini inflasi lebih tinggi dari November kemarin," tandasnya. (Dny/Nrm)
Kondisi dini diprediksi berpengaruh pada tidak adanya lonjakan harga bahan kebutuhan pokok yang signifikan saat mendekati kedua momen besar tersebut.
"Untuk Natal dan Tahun baru, sampai saat ini terkendali, ketersediaan barang juga ada dan aman," ujar dia di Kantor Kementerian Pedagangan (Kemendag), Jakarta, Jumat (13/12/2013).
Dia menilai bila memang ada harga bahan kebutuhan pokok yang masih tinggi, hal tersebut bukan merupakan efek dari perayaan hari besar agama seperti Natal atau perayaan tahun baru.
Berdasarkan pantauan Kemendag, kalaupun ada masih yang harganya belum turun seperti daging sapi, itu karena bawaan dari bulan-bulan sebelumnya.
Meski demikian, tetap ada komoditas yang perlu diwaspadai agar tidak terjadi lonjakan harga yang tinggi, yaitu pada sayuran. Dengan masuknya musim hujan, maka produksi sayuran akan mengalami gangguan.
"Mungkin sayuran karena masuk musim hujan sehingga mulai terganggu produksinya, dimana biasanya akan lebih rendah dari musim lain," tutur dia.
Bayu menyebutkan, sayuran yang biasanya mengalami penurunan produksi seperti cabai. Terlebih beberapa waktu lalu terjadi gejolak letusan Gunung Sinabung, di mana daerah di sekitarnya seperti Tanah Karo merupakan penghasil terbesar cabai merah untuk wilayah Sumatera Utara. Gangguan produksi cabai di wilayah itu dikhawatirkan akan mendorong pembelian cabai dari Pulau Jawa.
Namun, diperkirakan masih ada komoditas yang mengalami penurunan harga, seperti daging ayam dan telur karena melimpahnya pasokan yang ikut mempengaruhi harga.
"Ayam dan telur justru posisinya malah rendah, sehingga kita akan cari solusinya, agar pasokannya tidak terlalu banyak. Tapi dalam hitungan 1 bulan ke depan tidak akan terlalu serius. (Untuk sayuran) kita dorong petani untuk tingkatkan produksi," papar Bayu.
Sementara itu, untuk tingkat inflasi jelang hari besar keagamaan yang juga berdekatan dengan perayaan tahun baru, Bayu memprediksi akan terjadi kenaikan. Ini seiring prediksi terjadinya penurunan transaksi akibat banyak masyarakat yang memilih untuk mengambil libur panjang pada kedua momen tersebut.
"Inflasi Desember akan lebih tinggi karena ada hari raya, praktis 2 minggu orang libur. Dari segi transportasi dan transaksi akan menurun, sehingga bulan Desember ini inflasi lebih tinggi dari November kemarin," tandasnya. (Dny/Nrm)